0
Tuesday 7 January 2025 - 15:40
Turki dan Gejolak Suriah:

Erdogan: Turki Akan Campur Tangan Atas 'Risiko Sekecil Apa Pun' Pecahnya Suriah

Story Code : 1182878
Recep Tayyip Erdogan, Turkish President
Recep Tayyip Erdogan, Turkish President
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memperingatkan bahwa negaranya akan campur tangan jika perlu untuk menghindari perpecahan Suriah dan akan "tidak kenal kompromi" dalam tekadnya. 
 
Komentar dari Erdogan dipandang sebagai peringatan terselubung bagi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi Kurdi, serta bagi AS, yang mendukung kelompok itu melawan pasukan ISIS.
 
"Kami tidak dapat menerima dengan dalih apa pun bahwa Suriah terpecah dan jika kami melihat risiko sekecil apa pun, kami akan mengambil tindakan yang diperlukan," kata pemimpin Turki itu dalam sambutannya setelah pertemuan kabinet pertama tahun 2025. Ia menambahkan bahwa Ankara memiliki "lebih dari cukup kekuatan, kapasitas, dan bakat untuk melakukan ini."
 
Erdogan mengatakan Turki bisa "datang tiba-tiba suatu malam" tanpa peringatan untuk mencegah pecahnya negara tetangganya.
 
Ia menegaskan bahwa "tidak ada tempat bagi terorisme di masa depan kawasan ini" dan bahwa mereka yang memilih teror akan "dikubur bersama senjata mereka."
 
Erdogan telah berulang kali mengatakan bahwa kelompok Kurdi merupakan ancaman bagi keamanan Turki dan berjanji untuk mencegah "koridor teror" terbuka di perbatasan selatannya.
 
Bulan lalu, ia bersumpah untuk "mengubur" militan Kurdi dan meminta NATO dan AS untuk memilih antara mendukung Turki atau Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang beroperasi di dekat perbatasan Turki dan Irak, bersama dengan kelompok Kurdi lainnya.
 
Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan menganggap keduanya sebagai organisasi teroris.
 
SDF, yang didominasi oleh YPG, telah menyerukan gencatan senjata nasional di Suriah setelah jatuhnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar Assad pada awal Desember oleh para jihadis Hayat Tahrir-al-Sham (HTS).
 
SDF juga telah meminta AS untuk membantu melindungi wilayah Suriah dari serangan Turki dan untuk mengakhiri apa yang dianggapnya sebagai pendudukan Ankara di wilayah utara negara itu.
 
Namun, sekitar 100 orang tewas dalam bentrokan antara pasukan YPG dan faksi pro-Turkiye selama akhir pekan, menurut AFP.
 
Sementara itu, Turki telah berupaya untuk membina hubungan dengan kepemimpinan baru Suriah, dengan Menteri Luar Negeri Hakan Fidan mengunjungi Damaskus bulan lalu dan menyerukan pencabutan sanksi internasional yang melumpuhkan ekonomi terhadap negara tersebut.[IT/r]
 
Comment