Ali-Akbar Ahmadian, kepala Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC) negara itu, menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Senin (30/12), saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Oman Badr Albusaidi di ibu kota Iran, Tehran.
"Berdasarkan pengamatan yang relevan dari Pemimpin Iran Sayyid Ali Khamenei, doktrin nuklir negara itu tetap tidak berubah," katanya.
'Kelahiran perlawanan baru'
Pejabat itu lebih lanjut mencatat bahwa dengan pendudukan wilayah Suriah oleh rezim Zionis Israel, bentuk perlawanan baru telah lahir yang membuktikan dirinya di tahun-tahun mendatang.
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya serangan mematikan rezim terhadap infrastruktur militer dan sipil negara Arab itu menjelang dan setelah pengambilalihan oleh militan yang didukung Barat dan Zionis Israel awal bulan ini.
Pada hari Senin (30/12), Mohammad Eslami, kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Barat "memiliki masalah dengan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad karena dukungannya terhadap Revolusi Islam Iran tahun 1979."
"Jika mereka memiliki masalah dengan pemerintahan Assad, masalah tersebut tidak terjadi pada pribadi Assad dan keluarganya karena hubungannya dengan Revolusi Islam Iran," katanya.
"Oleh karena itu, para sahabat Revolusi harus mengetahui bahwa kita harus tetap teguh dalam perjuangannya untuk mendukung unsur-unsur kekuatan mereka, dan meneruskan ketekunan ini kepada generasi mendatang juga."
Sementara itu, Eslami menegaskan bahwa Iran tetap berpegang pada kerangka umum perjanjiannya dengan Oman, yang telah ditandatangani dengan tujuan memperluas kerja sama antara kedua negara di berbagai bidang."
Ia menambahkan bahwa keputusan berada di tangan pihak lawan sehingga pihak tersebut akan bertindak sesuai kewajibannya dalam hal ini juga.[IT/r]