Pasukan Darat IRGC Menggempur Pangkalan Kelompok Teroris Jaish al-Adl di Tenggara Iran
Story Code : 1181317
Brigadir Jenderal Kedua Sayyid Mohammad Hosseini, Komandan Brigade Operasi Khusus Salman Farsi ke-110, mengatakan pada hari Minggu (29/12) bahwa operasi tersebut telah "sangat mengganggu" aktivitas teroris Jaish al-Adl.
Menurut Hosseini, unit komando Pasukan Darat IRGC bersama unit operasi lain dari berbagai wilayah negara tersebut telah berhasil menanggapi dengan tegas ancaman Jaish al-Adl selama kampanye "Para Martir Keamanan" selama beberapa bulan terakhir.
“Salah satu pencapaian terpenting Pasukan Darat IRGC di tengah latihan Martir Keamanan adalah penghancuran beberapa sel dan pangkalan teroris,” kata Hosseini.
“Tempat perlindungan teroris, yang terletak jauh di dalam negeri, terdeteksi dan diserang yang secara serius mengganggu aktivitas teroris Jaish al-Adl,” kata komandan senior IRGC.
“Selama latihan tersebut, beberapa elemen utama kelompok teroris diidentifikasi, ditangkap, dan dilenyapkan, sehingga memastikan keamanan berkelanjutan di wilayah sensitif,” kata Hosseini.
Dia juga memuji sinergi yang diinginkan antara para pemimpin suku, Pasukan Darat IRGC, dan penduduk setempat dalam memerangi elemen teroris.
Provinsi Sistan dan Baluchestan, yang berbatasan dengan Pakistan, telah menyaksikan beberapa serangan teror yang menargetkan warga sipil dan pasukan keamanan selama beberapa tahun terakhir. Kelompok teroris yang melakukan serangan terhadap kepentingan Iran di bagian tenggara dan barat daya negara itu diyakini terkait dengan dinas intelijen asing.
Pada tanggal 26 Oktober, sepuluh anggota pasukan penegak hukum Iran tewas dalam serangan teroris di distrik Gohar Kuh, Kabupaten Taftan, provinsi tersebut.
Kelompok teroris yang disebut Jaish al-Adl mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang merupakan salah satu serangan paling mematikan di provinsi tersebut dalam beberapa bulan terakhir. Kelompok tersebut telah melakukan banyak serangan teroris di Iran, terutama di Sistan dan Baluchestan.
Taktiknya termasuk penculikan penjaga perbatasan serta menargetkan warga sipil dan kantor polisi di provinsi tersebut untuk memicu kekacauan dan ketidaktertiban.[IT/r]