0
Thursday 2 January 2025 - 05:03
Gejolak Palestina:

Badai Hujan Merendam 1.500 Tenda di Kamp Pengungsian Gaza

Story Code : 1181871
A young girl walks barefoot, carrying empty jerrycans to collect water
A young girl walks barefoot, carrying empty jerrycans to collect water
Selama dua hari terakhir, hujan lebat telah membanjiri 1.542 tenda yang menampung keluarga yang mengungsi paksa di kamp dan tempat penampungan di seluruh Jalur Gaza.
 
Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil melaporkan bahwa tim penyelamat menemukan ratusan tenda terendam air setinggi lebih dari 30 cm, yang menyebabkan kerusakan signifikan pada barang-barang milik warga yang mengungsi.
 
Daerah yang paling parah terkena dampak termasuk kamp di Stadion Yarmouk dan Taman Kotamadya Gaza, tempat 242 tenda terendam banjir. Di kompleks Saraya, 185 tenda terdampak, dan 70 tenda di tempat parkir Shujaiya terendam.
 
 #شاهد | ظروف قاسية جداً يعيشها أهل #غزة في ظل الحرب ومأساة النزوح والخيام تحت المطر Lihat ini.#الميادين pic.twitter.com/cKDXqp8IS9
— قناة الميادين (@AlMayadeenNews) 30 Desember 2024
 
Di dalam Rafah, 170 tenda di sepanjang Sea Street dan dekat tempat istirahat Fash Fesh terendam banjir.
 
Di Khan Younis, lebih dari 665 tenda rusak, sementara 210 tenda di provinsi tengah, khususnya di Deir al-Balah, al-Bassa, dan Wadi al-Salqa, juga terkena dampak parah.
 
Sementara itu, tim penyelamat terus berupaya memberikan bantuan dan menilai tingkat kerusakan sepenuhnya meskipun ada tantangan.
 
UNRWA memperingatkan kondisi musim dingin yang mengerikan saat warga Gaza mati kedinginan
Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan bahwa lebih dari 100 tenda yang digunakan oleh warga Palestina yang mengungsi telah terendam air karena hujan lebat di Khan Younis.
 
Menurut UNRWA, lebih dari 500 keluarga Palestina, yang saat ini tinggal di pantai Gaza, bergulat dengan kondisi musim dingin yang sulit.
 
Organisasi bantuan tersebut secara konsisten memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza, akibat kerawanan pangan dan kekurangan bantuan kemanusiaan yang parah, menekankan bahwa timnya bekerja untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, menekankan bahwa bantuan tersebut "jauh dari cukup." Saat Anda duduk di rumah di bawah selimut, kami sekarat di Gaza karena kedinginan.
 
Tidak Ada yang Peduli, Tidak Ada yang Peduli. pic.twitter.com/rYIoTZflRF
— Ahmed Shameya (@ahmedshameya995) 31 Desember 2024
 
Sementara itu, juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza, Mahmoud Basal, merinci penderitaan warga Palestina di Jalur Gaza, dengan mencatat bahwa sejumlah besar warga Palestina telah memadati kamp-kamp pengungsian di tengah cuaca yang sangat dingin.
 
Basal, berbicara kepada Al Mayadeen, menyoroti bahwa warga Palestina, yang sudah sekarat karena pemboman dan kelaparan, kini menghadapi ancaman kematian karena kedinginan.
 
Ia mencatat bahwa tujuh anak dan bayi telah meninggal karena kedinginan.
 
Pertahanan Sipil di Gaza melaporkan pada hari Selasa (31/12) bahwa mereka menerima ratusan panggilan darurat dari warga yang mengungsi paksa yang tenda dan tempat penampungannya telah dibanjiri oleh hujan lebat, dengan banyak yang memohon bantuan mendesak untuk menyelamatkan anak-anak mereka.
 
Pertahanan Sipil menyatakan dalam siaran pers bahwa sejak kemarin, mereka telah menerima banyak panggilan darurat dari warga yang mengungsi yang tenda dan rumahnya yang hancur telah dibanjiri oleh air hujan.
 
"Tim kami hanya dapat mengevakuasi warga dari tempat penampungan mereka yang banjir ke lokasi lain, yang seringkali tidak layak untuk perumahan, membuat mereka terpapar unsur-unsur alam di tempat terbuka, di bawah hujan deras dan suhu beku," bunyi pernyataan itu. [IT/r]
 
 
Comment