Hamas: Israel Berbohong tentang Keberadaan Militer di Rumah Sakit Kamal Adwan untuk Membenarkan Serangan
Story Code : 1181288
Hamas menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Minggu (29/12) sebagai tanggapan atas tuduhan rezim pendudukan tentang keberadaan pejuang perlawanan dan peralatan tempur di Rumah Sakit Kamal Adwan.
Gerakan tersebut dengan tegas membantah adanya kehadiran militer atau pejuang di dalam rumah sakit tersebut, baik dari Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, atau faksi lainnya.
Mereka mengatakan rumah sakit tersebut terbuka untuk semua orang, termasuk kelompok internasional dan PBB yang sangat mengenal rumah sakit tersebut. “Kebohongan musuh tentang rumah sakit tersebut adalah untuk membenarkan kejahatan keji yang dilakukan oleh tentara pendudukan saat ini dengan mengosongkannya dan membakar sebagian besar bagiannya, dalam penerapan rencana genosida dan pemindahan paksa,” tegasnya.
Hamas menegaskan kembali bahwa kebohongan dan tipu daya Zionis Israel bukanlah hal baru karena rezim tersebut sebelumnya telah menyebarkan tuduhan yang sama terhadap rumah sakit lain, termasuk Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, untuk menghancurkannya.
Namun, laporan investigasi internasional membuktikan klaim palsu pendudukan tersebut.
Menunjuk pada rencana genosida dan pemindahan paksa di Gaza utara, Hamas meminta PBB untuk mengutuk penghancuran Rumah Sakit Kamal Adwan oleh tentara pendudukan dan membentuk komite investigasi untuk memeriksa sejauh mana kejahatan yang dilakukan di Jalur Gaza.
“Kami juga mendesak untuk menyediakan layanan medis bagi rakyat kami setelah pendudukan menghancurkan semua fasilitas kesehatan di utara,” kata gerakan tersebut.
Militer Zionis Israel pada hari Jumat (27/12) menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan, membakar sebagian besar bagian dan memerintahkan ratusan orang untuk pergi.
Serangan berlanjut pada hari Sabtu (28/12).
Pasukan pendudukan Zionis Israel menahan direktur rumah sakit dan personel medis lainnya, memperlakukan mereka dengan perlakuan yang memalukan, termasuk diperintahkan untuk menelanjangi diri di bawah todongan senjata.
Pada saat penggerebekan, setidaknya 350 orang berada di rumah sakit, termasuk 180 pekerja medis dan 75 pasien yang terluka parah, menurut Kantor Media Pemerintah yang berpusat di Gaza.
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan pada hari Minggu (29/12) bahwa pasukan Zionis Israel juga menargetkan Rumah Sakit Al-Wafaa di pusat Kota Gaza, menewaskan sedikitnya tujuh orang Palestina.
Rumah Sakit Al-Wafaa dikatakan beroperasi sebagian karena serangan Israel.
Dalam sebuah pernyataan di kemudian hari, Hamas mengutuk penggerebekan Zionis Israel terhadap rumah sakit sebagai kejahatan perang.
"Serangan udara Zionis terhadap Rumah Sakit Al-Wafaa dan penembakan artileri terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Kota Gaza adalah kejahatan perang," kata gerakan perlawanan Palestina. "Masyarakat internasional harus mengambil tindakan untuk mengirim pengamat PBB dan memberlakukan perlindungan bagi rumah sakit," tambahnya.
Hamas juga mengutuk apa yang disebutnya sebagai kebungkaman internasional terkait kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini yang telah berlangsung selama 15 bulan, termasuk genosida, penghancuran sistematis infrastruktur sipil - khususnya rumah sakit - dan penargetan yang disengaja terhadap dokter dan tenaga medis.
Pasukan Zionis Israel menolak mengizinkan Rumah Sakit Kamal Adwan dibuka kembali Militer Zionis Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka menentang dimulainya kembali operasi di Rumah Sakit Kamal Adwan setelah serangan rezim tersebut.
Dikatakan bahwa semua kegiatan dilaporkan akan dipindahkan ke Rumah Sakit Indonesia di dekatnya, yang secara efektif telah menjadi satu-satunya rumah sakit utama yang berfungsi di utara Kota Gaza.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Sabtu mengutuk tindakan keras militer terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan, dengan mengatakan, "Pembongkaran sistematis sistem kesehatan di Gaza adalah hukuman mati bagi puluhan ribu warga Palestina yang membutuhkan perawatan kesehatan." [IT/r]