Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Akan Tetap Berada di Lebanon Meskipun Ada Tekanan dari Israel
Story Code : 1166149
Andrea Tenenti, juru bicara Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengatakan Sabtu (12/10) bahwa militer Zionis Israel meminta pasukan penjaga perdamaian untuk mundur "dari posisi di sepanjang Garis Biru... atau hingga lima kilometer (tiga mil) dari Garis Biru."
"Tetapi ada keputusan bulat untuk tetap tinggal," kata juru bicara itu. Garis Biru adalah istilah yang digunakan untuk garis demarkasi antara Lebanon dan wilayah yang diduduki.
Tenenti mengatakan invasi Zionis Israel ke negara itu telah menimbulkan "banyak kerusakan" pada posisinya di Lebanon selatan. Dia mengatakan, bekerja "sangat sulit karena ada banyak kerusakan, bahkan di dalam pangkalan."
"Baru tadi malam, di posisi pasukan penjaga perdamaian Ghana, tepat di luar, ledakannya begitu kuat sehingga menghancurkan beberapa kontainer di dalamnya dengan sangat parah."
Tenenti memperingatkan bahwa invasi Zionis Israel ke Lebanon dapat segera berubah menjadi "konflik regional dengan dampak bencana bagi semua orang."
Dalam pernyataan terpisah, UNIFIL mengatakan markas besarnya di Naqoura kembali diserang, dengan seorang penjaga perdamaian ditembaki pada Jumat (11/10) malam.
Penjaga perdamaian tersebut dalam kondisi stabil. Penembakan itu terjadi sehari setelah militer Zionis Israel menembaki markas besar tersebut untuk hari kedua berturut-turut. Menurut pernyataan tersebut, ia adalah penjaga perdamaian kelima yang terluka di Lebanon hanya dalam waktu dua hari.[IT/r]