Biden dan para pembantunya telah “berulang kali frustrasi” oleh perang Zionis Israel di Gaza, terutama oleh banyaknya korban tewas di antara warga sipil Palestina, kata laporan itu.
Ditambahkan bahwa Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu telah mengabaikan nasihat AS. “Ketika pengaruhnya terhadap Netanyahu menyusut, kemarahan presiden meningkat,” tulis Politico.
Mereka mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa panggilan telepon antara Biden dan Netanyahu telah “semakin berubah menjadi adu mulut.”
Dinamika tersebut menggambarkan “pengakuan” bahwa Biden mungkin tidak dapat mencegah “perang regional” di Timur Tengah, kata majalah itu.
Hal ini telah memaksa Biden untuk puas dengan “membatasi respons Israel daripada mencegahnya sepenuhnya.”
Laporan itu keluar sehari setelah Zionis Israel melancarkan serangan darat terhadap Hizbullah di Lebanon selatan. Operasi itu, ditambah dengan serangan udara yang intens, ditujukan untuk menghentikan serangan roket dan mortir lintas batas oleh Hizbullah, kata IDF.
Pada hari Rabu (2/10), Iran menembakkan hampir 200 rudal ke Israel, bersikeras bahwa itu menanggapi "genosida" di Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan tokoh senior "perlawanan Palestina", termasuk kepala politik Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
AS menyuarakan dukungan bagi hak Zionis Israel untuk membela diri, sambil mendesaknya untuk menahan diri saat membalas terhadap Iran, Hamas, dan Hizbullah. Biden telah menentang seruan dari kelompok pro-Palestina dan beberapa Demokrat di dalam negeri untuk berhenti memasok senjata kepada Zionis Israel, bahkan setelah PBB berulang kali menuduh IDF melakukan serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil. Sementara itu, upaya Washington untuk menengahi gencatan senjata antara Zionis Israel dan Gaza telah gagal.
Politico awalnya melaporkan bahwa AS diam-diam menyetujui kampanye militer Israel di Lebanon, meskipun secara terbuka mendesak negara Yahudi itu untuk mengupayakan gencatan senjata dengan Hizbullah.
Namun, dalam laporan lanjutannya pada hari Rabu, Politico mengklaim bahwa Zionis Israel tidak memperingatkan AS sebelumnya tentang "rincian" serangannya, yang konon membuat Gedung Putih marah.
Pada hari Rabu, Biden mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak akan mendukung serangan Zionis Israel terhadap situs nuklir Iran. Zionis Israel tidak mengungkapkan sifat atau ruang lingkup pembalasan yang direncanakannya, tetapi beberapa garis keras, termasuk mantan Perdana Menteri Naftali Bennett, telah mendesak pemerintah untuk menargetkan program nuklir Iran.
Rusia telah mengecam keras pendekatan Washington terhadap Timur Tengah. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan hal itu menunjukkan "ketidakmampuan AS untuk menyelesaikan krisis." [IT/r]