Kepala Bantuan PBB Memperingatkan Konsekuensi 'Apokaliptik' dari Kekurangan Pasokan di Gaza
Story Code : 1136422
Kepala bantuan kemanusiaan PBB telah memperingatkan bahwa kelaparan yang terus-menerus dilakukan ZIonis Israel dan blokade pengiriman bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza yang terkepung mungkin mempunyai akibat yang “apokaliptik”.
Pada hari Minggu (19/5), Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Martin Griffiths menyatakan bahwa serangan udara Zionis “Israel” di Rafah telah memotong jalur bantuan penting, yang mengakibatkan kekurangan bensin, makanan, dan medis di Gaza.
Griffiths memperingatkan bahwa jika bahan bakar habis dan bantuan tidak dapat menjangkau orang-orang yang sangat membutuhkannya, kelaparan tidak akan lagi “mengambang tetapi akan terjadi”, yang akan menjadi “sulit, sulit, dan apokaliptik.”
Dia juga memperkirakan bahwa 50 truk pasokan per hari dapat mencapai daerah yang paling terkena dampak di utara Gaza melalui gerbang Erez yang telah dipulihkan. Namun, pertempuran di dekat penyeberangan Rafah dan Karem Abu Salem di selatan Gaza setelah invasi Israel “secara efektif memblokir” jalur penting tersebut.
“Jadi bantuan yang masuk melalui jalur darat ke selatan dan menuju Rafah, dan orang-orang yang diusir dari Rafah hampir nihil,” lapor Griffiths.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB mengatakan agresi di Rafah “tepat seperti yang kami khawatirkan,” karena bensin, makanan, dan pasokan medis habis, dan menambahkan bahwa operasi tersebut merupakan “bencana” bagi mereka yang telah direlokasi. atau lima kali ke area tersebut.
PBB melaporkan pada hari Sabtu bahwa 800.000 warga Palestina “terpaksa melarikan diri” dari serangan Zionis “Israel” di Rafah.
Menurut pernyataan yang diterbitkan pada hari Minggu oleh Kantor Media Pemerintah Gaza, blokade Zionis Israel terhadap perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem selama 13 hari berturut-turut menghalangi 3.000 kendaraan bantuan memasuki wilayah tersebut dan mencegah 690 pasien mendapatkan perawatan di luar negeri.
“Zionis Israel juga mencegah masuknya bahan bakar ke rumah sakit dan lembaga yang menyediakan layanan kemanusiaan yang melipatgandakan krisis kemanusiaan yang mendalam di Jalur Gaza,” jelas pernyataan itu.
Kantor tersebut juga melaporkan “runtuhnya sistem layanan kesehatan dan penargetan, penghancuran, pembakaran, dan ketidakmampuan total rumah sakit.”
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa pendudukan Zionis Israel, pemerintah AS, dan Uni Eropa bertanggung jawab atas genosida yang terjadi saat ini, yang telah menewaskan lebih dari 35.456 warga Palestina dan melukai lebih dari 79.476 di antaranya.[IT/r]