Menteri: Jerman Akan Mengakhiri Status Perlindungan bagi Warga Suriah
Story Code : 1182634
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser telah mengumumkan penilaian ulang status perlindungan bagi pengungsi Suriah di Jerman, dengan mengutip kondisi yang membaik di negara yang dilanda perang tersebut.
Dalam sebuah wawancara untuk grup media Funke pada hari Minggu (5/1), Faeser menyarankan bahwa beberapa warga Suriah yang telah mencari perlindungan di Jerman mungkin harus kembali ke negara mereka dengan syarat-syarat tertentu.
Rekomendasi tersebut muncul hampir sebulan setelah jatuhnya Presiden Bashar Assad, yang meninggalkan negara tersebut setelah kelompok ‘teroris’ yang dipimpin oleh jihadis Hayat Tahrir-al-Sham (HTS) melancarkan serangan mendadak terhadap pasukan pemerintah.
Serangan tersebut mengakibatkan runtuhnya militer Suriah dalam hitungan hari dan jatuhnya pemerintah.
Faeser menguraikan tiga pendekatan: pengungsi yang terintegrasi dengan baik yang berkontribusi terhadap masyarakat dapat tetap tinggal, mereka yang ingin kembali akan menerima dukungan, dan pelaku tindak pidana atau ekstremis akan menghadapi deportasi sesuai dengan kerangka hukum yang mengizinkan.
“Sesuai dengan ketentuan hukum kami, Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF) akan meninjau dan mencabut hibah perlindungan jika orang-orang tidak lagi membutuhkan perlindungan ini di Jerman karena situasi di Suriah telah stabil,” katanya seperti dikutip Der Spiegel.
Menteri tersebut juga menambahkan bahwa rencana tersebut mengatur pencabutan status orang-orang yang dilindungi dari mereka yang tidak memiliki alasan lain untuk tinggal di Jerman.
Namun, mereka yang memiliki tempat tinggal untuk tujuan bekerja atau pendidikan akan dikecualikan.
Faeser menyarankan agar warga Suriah yang ingin kembali harus didukung, sementara para penjahat dan penganut Islam harus dideportasi secepat mungkin.
“Kami telah memperluas opsi hukum untuk ini dan akan menggunakannya segera setelah situasi di Suriah memungkinkan,” tambahnya.
Hampir sepertiga dari sekitar 975.000 pengungsi yang tinggal di Jerman memiliki status perlindungan tambahan, tulis Der Spiegel, yang berarti mereka diizinkan untuk tinggal di Jerman karena perang saudara dan sampai situasi di tanah air mereka dianggap aman.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock melakukan perjalanan ke Damaskus pada hari Jumat (4/1) untuk “membahas apakah proses politik yang inklusif seperti itu mungkin dilakukan dan apakah hak asasi manusia benar-benar dapat dijamin.”[IT/r]