Menlu Iran Mengecam Dukungan terhadap Penodaan Kitab Suci di Barat: ‘Sama Sekali Tidak Dapat Dipertahankan’
Story Code : 1083871
Pernyataan tersebut disampaikan Amir-Abdollahian saat bertemu dengan Sekretaris Hubungan Vatikan dengan Uskup Agung Negara Bagian Paul Richard Gallagher di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) ke-78 di New York pada Minggu (24/9).
“Dalam situasi dunia saat ini dimana kitab-kitab suci dinodai, dialog antara para pemimpin dan pengikut agama Ibrahim menjadi lebih penting dari sebelumnya,” katanya.
“Langkah pemerintah tertentu yang mengeluarkan izin penodaan kesucian agama dan kitab suci dengan dalih kebebasan berekspresi sama sekali tidak dapat dipertahankan.”
Ia juga merujuk pada pidato Presiden Iran Raeisi di hadapan Majelis Umum PBB, di mana ia mengangkat salinan Al-Qur'an sebagai bentuk kecaman atas pembakaran Al-Qur'an yang bersifat menghujat baru-baru ini di Swedia dan Denmark, dengan mengatakan, “Api rasa tidak hormat tidak akan dapat diatasi. kebenaran ilahi.”
Amir-Abdollahian berterima kasih kepada Paus Fransiskus atas kecamannya terhadap pembakaran Al-Qur’an dan menekankan bahwa semua negara Eropa juga harus melakukan hal yang sama.
‘Iran mendukung setiap inisiatif perdamaian di Ukraina’
Dalam sambutannya, Menlu juga menyoroti upaya Republik Islam untuk mengakhiri perang Ukraina.
“Iran tidak menganggap perang sebagai solusi. Mereka mendukung inisiatif apa pun untuk mencapai perdamaian di Ukraina,” tambahnya.
Gallagher sendiri menyatakan kepuasannya atas pertemuan tersebut dan mengapresiasi Amir-Abdollahian yang menyampaikan pandangan-pandangan penting.
Dia juga mengatakan bahwa semua orang perlu membantu membangun perdamaian di Ukraina.
Sementara itu, uskup agung menekankan pentingnya dialog untuk menyelesaikan masalah-masalah global dan menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan konsultasi dengan pihak Iran mengenai isu-isu yang menjadi kepentingan bersama.
Lebih lanjut dia memperkirakan pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi akan berdampak positif di kawasan.
Amir-Abdollahian juga menggarisbawahi perlunya pendekatan global terhadap terorisme yang melanda Asia Barat.
Ia lebih lanjut mengecam penggunaan sanksi oleh negara-negara tertentu sebagai alat politik terhadap negara lain, dan memperingatkan bahwa larangan tersebut akan memperumit masalah regional dan menimbulkan konsekuensi kemanusiaan.[IT/r]