Media Israel: Kegagalan Intelijen pada 7 Oktober Membuktikan Hamas Sulit Disusupi
Story Code : 1181313
Saluran 12 pendudukan Zionis Israel mengonfirmasi bahwa Shin Bet, badan keamanan pendudukan Zionis Israel, sedang menyelidiki mengapa mereka tidak menerima informasi apa pun dari para kolaboratornya di Jalur Gaza mengenai niat Hamas untuk melaksanakan Operasi Banjir al-Aqsa pada 7 Oktober.
Saluran tersebut melaporkan bahwa penyelidikan Shin Bet mengungkap bahwa beberapa kolaborator badan tersebut di Gaza menipu Zionis "Israel" dan tidak bekerja sama dengannya.
Ditambahkan pula bahwa Zionis "Israel" mengakui kesulitan menyusup ke Hamas melalui agen manusia, dengan mencatat bahwa operator Hamas mengeksekusi mati segera siapa pun yang dicurigai bekerja sama dengan Zionis "Israel".
Terkait peristiwa pada tanggal 7 Oktober, beberapa laporan dan investigasi mengungkapkan bahwa Perlawanan memiliki pengetahuan menyeluruh tentang posisi Israel di wilayah Gaza, sementara pasukan pendudukan Israel menunjukkan kebingungan, kinerja yang buruk, dan disorganisasi, serta tidak memiliki rencana tempur.
Investigasi mengonfirmasi kegagalan intelijen yang parah dan kekalahan signifikan bagi Zionis "Israel" dalam menghadapi serangan dari Perlawanan di Gaza, yang menyebabkan pejabat senior di militer dan badan keamanan mengundurkan diri.
Media Israel: Pemukim tidak merasa aman setelah 7 Oktober, mereka pergi
Sebuah laporan oleh Jerusalem Post, awal Desember, menyinggung ribuan pemukim yang meninggalkan tanah yang diduduki sejak 7 Oktober 2023, setelah kelompok Perlawanan Hamas melakukan Operasi Badai Al-Aqsa, yang menyoroti kurangnya keamanan yang dirasakan oleh pemukim Zionis Israel.
Menurut statistik pemerintah dan penghitungan imigrasi yang dirilis oleh negara tujuan seperti Kanada dan Jerman, sebagaimana dikutip oleh Jerusalem Post, ribuan warga Zionis Israel telah meninggalkan tanah yang diduduki sejak 7 Oktober 2023.
Statistik menunjukkan kekhawatiran tentang potensi "brain drain" di sektor-sektor seperti kedokteran dan teknologi, dengan para ahli migrasi menyatakan bahwa jumlah orang yang meninggalkan Zionis "Israel" dapat melebihi jumlah imigran ke wilayah yang diduduki pada tahun 2024.
Pengamatan ini datang dari Sergio DellaPergola, seorang ahli statistik dan profesor emeritus di Universitas Ibrani di al-Quds yang diduduki.
Menurut Jerusalem Post, ribuan warga media Israel Israel telah memilih untuk menanggung biaya finansial, emosional, dan sosial untuk pindah sejak 7 Oktober tahun lalu.
Statistik pemerintah dan keluarga yang berbicara kepada The Associated Press dalam beberapa bulan terakhir mengungkapkan bahwa banyak yang telah beremigrasi ke negara-negara seperti Kanada, Spanyol, dan Australia.
Laporan itu menambahkan bahwa populasi pemukim Zionis Israel telah tumbuh dengan cepat mendekati 10 juta orang, tetapi pada akhir tahun 2024, jumlah pemukim yang pergi melampaui jumlah yang datang, yang selanjutnya menjelaskan bahwa jumlah tersebut tetap rendah bahkan di tengah potensi gencatan senjata di Gaza dan setelah gencatan senjata dengan Lebanon.[IT/r]