Sepertiga Pemuda 'Israel' Menghindari Dinas Militer dengan Alasan Kesehatan Mental

Brig. Jenderal Amir Vadamni, kepala Divisi Perencanaan dan Manajemen Personalia dari pasukan pendudukan Zionis 'Israel', mengatakan kepada komite bahwa "jumlah pengecualian dari dinas militer terus meningkat, dan data yang paling mengkhawatirkan adalah tentang jumlah pengecualian yang dikeluarkan dengan alasan masalah kesehatan mental. "
 
Pada tahun 2018, 7,9% dari semua calon rekrutan menerima pengecualian karena alasan kesehatan atau mental. Pada 2019, angka itu naik menjadi 9%.
 
Proyeksi untuk tahun 2020 adalah 11,9% calon rekrutan tahun ini akan mendapatkan pengecualian atas dasar medis atau alasan kesehatan mental.
 
Diterjemahkan ke dalam angka, sekitar 2.000 calon rekrutan tahun ini dibebaskan atas dasar kesehatan fisik atau mental bahkan sebelum mendaftar.
 
Karena persentase pengecualian untuk masalah medis tidak berubah secara dramatis, sebagian besar peningkatan pengecualian dikeluarkan atas dasar masalah kesehatan mental.
 
Vadamni mempresentasikan analisis data dan mengatakan kepada komite bahwa "Generasi rekrutan telah mengubah profilnya dan ada kesadaran tinggi akan evaluasi psikologis yang tidak umum di masa lalu, tetapi ada legitimasi sosial [juga] masyarakat untuk tidak bertugas di militer Zionis 'Israel'. Etos pelayanan sedang terkikis. "
 
Akibatnya, angka-angka yang disajikan di atas menunjukkan bahwa satu dari setiap delapan calon rekrutan pada tahun 2020 akan dibebaskan dari dinas militer.
 
Ini merupakan tambahan dari 16% calon rekrutan yang mengklaim pembebasan sebagai siswa yeshiva, yang berarti bahwa sepertiga dari pemuda Zionis tidak mendaftar di militer.
 
Dari mereka yang mendaftar, 11% tidak menyelesaikan layanan mereka dan diberhentikan lebih awal.
 
Vadamni menekankan bahwa "ada industri yang mengeluarkan pengecualian dari dinas militer. Bayar sekitar $ 460, dan Anda dibebaskan. Ada legitimasi sosial yang tumbuh untuk tidak mengabdi, terutama dalam peran tempur."[IT/r]