0
Saturday 4 August 2018 - 14:24
Palestina vs Zionis Israel:

Israel Merampas Perahu Flotilla Kedua di Gaza

Story Code : 742312
Freedom Flotilla coalition carrying a relief cargo to the Gaza Strip..jpg
Freedom Flotilla coalition carrying a relief cargo to the Gaza Strip..jpg
Insiden itu terjadi beberapa hari setelah angkatan laut Zionis Israel menyita sebuah kapal berbendera Norwegia milik armada itu.

Vessel - Freedom for Gaza - berlayar di bawah bendera Swedia dan membawa 12 orang. Kapal itu dibawa ke pelabuhan Zionis Israel Ashdod pada hari Sabtu (4/8), militer Israel mengatakan, menambahkan orang-orang di dalamnya diambil untuk "penyelidikan lebih lanjut".

"Kapal itu dimonitor dan dicegat sesuai dengan hukum internasional," kata militer dalam sebuah pernyataan. "Para [militer] mengklarifikasi kepada penumpang kapal bahwa mereka melanggar blokade laut legal dan bahwa barang-barang kemanusiaan dapat dipindahkan ke Gaza melalui Pelabuhan Ashdod," tambah pernyataan itu.

Kapal berbendera Norwegia, bernama al-Awda (Return), ditangkap sekitar 60 mil laut di lepas pantai di perairan internasional, Minggu lalu.

Torstein Dahle, kepala Kapal ke Gaza Norwegia, yang telah mengatur perjalanan itu kemudian dikutip oleh media mengatakan bahwa pasukan keamanan Zionis Israel telah memukul kepala kapten kapal sebelum memerintahkan dia untuk berlayar ke garis pantai wilayah yang diduduki Zionis Israel.

Oslo telah menuntut agar Tel Aviv menjelaskan alasan hukum di mana dia menyita kapal dan penumpangnya. Kapal itu membawa 22 orang, termasuk dua orang Israel, yang segera dibebaskan setelah kapal itu ditangkap.

"Freedom Flotilla" pertama, membawa peralatan medis untuk Gaza, dicegat bulan lalu.

Empat kapal berangkat dari Skandinavia pada pertengahan Mei dan berhenti di sekitar 28 pelabuhan di sepanjang jalan, dengan dua lainnya tertinggal setelah pemberhentian terakhir di pelabuhan Italia, Palermo.

Zionis Israel telah memberlakukan blokade di bawah alasan mencegah penyelundupan senjata ke Gaza untuk gerakan perlawanan Palestina Hamas.

Di bawah blokade, Gaza, yang menampung sekitar dua juta orang Palestina, telah melihat krisis ekonomi dan kemanusiaan yang sedang berlangsung. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan bahwa keseluruhan kondisi di daerah kantong dapat membuatnya "tidak bisa dihuni" pada tahun 2020.[IT/r]
 
 
Comment