Kudeta Ukraina
Indonesia Tolak Referendum Crimea, Bagaimana dengan Timor Timur?
Story Code : 363747
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negri dengan tegas menolak hasil referendum rakyat Crimea yang memilih bergabung dengan Rusia.
Tindakan yang dilakukan pemerintahan Vladimir Putin atas Crimea merupakan pelanggaran kedaulatan dan keutuhan wilayah Ukraina, demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.
"Kita selalu menjunjung tinggi prinsip kedaulatan dan keutuhan wilayah. Oleh karena itu, tentu ini juga berlaku di Ukraina. Kita tidak bisa menerima langkah apapun juga yang melanggar kedaulatan dan keutuhan wilayah dari Ukraina," tegas Marty Natalegawa di Kantor Presiden, Jakarta pada Rabu, 19/03/14.
Menurut Marty, Indonesia selalu mengedepankan prinsip kedaulatan negara. Indonesia juga mengedepankan prinsip penghormatan dan demokrasi serta kepatuhan terhadap konstitusi.
"Kita senantiasa tidak ingin melihat perubahan sebuah pemerintahan yang sebenarnya terpilih secara sah melalui pemilu digulingkan melalui aksi demonstrasi yang tidak konstitusional."
"Crimea dan Ukraina itu kan secara sepihak, unilateral, satu kelompok manusia, itu tidak bisa kita terima," pungkasnya.
Nampaknya Menteri Marty lupa ketika Timor Timur masih menjadi bagian Republik Indonesia melalui referendum memilih untuk menjadi negara merdeka. Dengan logika yang sama, seharusnya hingga saat ini Timor Timur masih menjadi bagian dari NKRI, karena referendum Timor Timur waktu itu bertentangan dengan hukum internasional dan menciderai negara berdaulat Republik Indonesia?.
Bukankah Uni Eropa dan Amerika Serikat telah melakukan kudeta secara efektif terhadap sebuah negara berdaulat di Ukraina yang dipilih secara sah oleh rakyatnya sebelum referendum?.
Bukankah Amerika Serikat telah melanggar perjanjian Ukraina sebelum terjadi referendum di Crimea dengan menggulingkan presiden sah yang dilih secara demokratis?
Bukankah penggulingan Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych adalah kudeta? Dan AS beserta sekutunya membiayai kudeta itu, persis saat AS membiayai dan membidani pemisahan Timor Timur dari NKRI? [IT/Onh/Ass]
Indonesia punya pemimpin katro,pasti takut ma amerika,ganti ajalah pemimpin nye ma bolot,masi bagus dari pd yg sekarang
00
Saya _setuju bahwa Amerika dan Eropa_lah yg menyebabkan kekacauan di-ukraina, dari awal pergolakan sampai tumbangnya pemerintahan yg sah disana, tapi kita tidak bisa menjadikan Indonesia-timor-timur menjadi parameter Ukraina-crimea sebab pemerintah induk(Indonesia) memberikan izin referendum ditimor timur(biarpun mungkin karena mendapatkan tekanan internasional tapi izin itu diberikan) sedangkan kasus crimea negara induk (Ukraina) tidak memberikan izin untuk referendum sekalipun, sebenarnya pemerintahan ukraina masih diragukan keabsahannya
Terlihat jelas bhw pemerintahan SBY adalah antek AS. Bukankah pemerintahan yg sah ukraina adalah Yanukovic krn dari hasil pemilihan?. Jika mau bijak bagi Pemerintah Indonesia, seharusnya tidk mengakui pemerintahan Ukraina hasil kudeta baru juga adil jika tdk mengakui referendum. Krn Referendum adalah hasil dari reaksi kudeta demokrasi ilegal. Bukankah referendum lahir _setelah adanya kudeta. Rakyat crimea tidak mengakui pemerintahan hasil kudeta, namun pemberontak serta merta didukung oleh AS dan uni eropa. Maka pilihan rakyat crimea dengan alasan demokrasi juga adalah merdeka dan gabung dg rusia.
Indonesia adalah negara yg menghargai kedaulatan.... itu patut kita hargai krn normalnya atau lazimnya bgitu kawan! Indonesia juga berbudaya tinggi jd taulah kapan mesti membayar budi negara lain.... itu normalnya bgitu kawan! Tp kadang2 kita kurang pandai melihat sstu yg tdk normal dan menganggap itu normal meski di mata dunia perbuatan AS dan UE itu busuk.... tp krn kita berbudaya tinggi maka _setiap ada bunyi gendang yg ditabuh AS maka kita ikutlah joget menari juga.... persis spt BOLOT asyik menari walau tdk tau bunyi gendangnya falas. bgtu juga dgn lagu arrangement AS yg dikenal dgn ARAB SPRING Ikut pulalah kita karauke asyik masyuk meski negara berdaulat babak belur dikerjai AS dan kroni2nya, tp kita mengamininya. Spt komentar kita ini kebih tunjukin rasa takut ama AS.
Spintas masuk akal pndpt indonesia. Tp kesannya koq selaras dgn pendpt dari sumber perusak kedaulatan negara lain itu sendiri (AS & UE), Koq indonesia bgtu lemah analisisnya thdp gonjang ganjing dunia yg diaduk aduk AS? Jd nanya nih...maaf. apa tdk tahukah menlu klu sepak terjang amrik itu suka menggulingkan kpl negara yg ber_setru dgn AS? Dan merusak kedaulatan negara lain? Kesannya menlu asbun yg justru ikut "aminin" AS atau ada rasa rakut? Maaf nih tanya aja...syukur2 dijwb diberi pencerahan ttg kedaulatan yg menjadi difinisi resmi pak menlu. Hehehe
Ini bukti nyata antek Imperialis Kapitalis Amerika dipemerintahan yg ditanam.SBY Dan Demokratnya dijadikan KNIL _Setan berar AS and Zionis Israel.
Dan masih segudang _Setan Besar AS punya antek-antek yg _setia pada AS.Penjual Bangsa dan Negara di Indonesia ada untuk segala lini.di meliter juga banyak.
Dan masih segudang _Setan Besar AS punya antek-antek yg _setia pada AS.Penjual Bangsa dan Negara di Indonesia ada untuk segala lini.di meliter juga banyak.
Pemerintah Indonesia harus hati2 karena masalah Crime cukup sensitif.... andai indonesia mendukung Rusia secara terang-terangan bisa2 jadi bumerang buat Indonesia.... takutnya entar Australia nyaplok kepulauan dekat Australia dengan alasan WARGANYA PENGEN gabung ama australia tentu saja AUSTRALIA di bantu AS UNTUK MELAKUKAN HAL ITU..... Saya yakin Rusia Maklum dengan pernyataan Pemerintah Indonesia.
Sebelum membandingkan Crimea dengan Timor-Leste, penulis perlu mengetahui dulu latarbelakang Timo-Leste sebelum diintegrasikan oleh rezim Suharto ke Indonesia. (Maaf) banyak warga Indonesia waktu itu (1975-1999) yang tahu bawha TL adalah bagian dari Indonesia namun (de Facto) secara hukum Internasional waktu itu 1975-1999 Namun secara de jury TL masih dibawah administratif Portugal. Referendum Timor-Leste dijalankan atas kesepakatan 5 Mei tahun 1999 antara Indonesia, Portugal dan PBB dan referendum dijalankan oleh PBB bukan Portugal atau pun negara lain.
Jadi sah saja kalau kasus crimea sangat beda dengan kasus Timor-Leste dan semua negara berhak menkritik tindakan rusia ini termasuk Indonesia.
Jadi sah saja kalau kasus crimea sangat beda dengan kasus Timor-Leste dan semua negara berhak menkritik tindakan rusia ini termasuk Indonesia.
Sebelum membandingkan Crimea dengan Timor-Leste, penulis perlu mengetahui dulu latarbelakang Timo-Leste sebelum diintegrasikan oleh rezim Suharto ke Indonesia. (Maaf) banyak warga Indonesia waktu itu (1975-1999) yang tahu bawha TL adalah bagian dari Indonesia namun (de Facto) secara hukum Internasional waktu itu 1975-1999 Namun secara de jury TL masih dibawah administratif Portugal. Referendum Timor-Leste dijalankan atas kesepakatan 5 Mei tahun 1999 antara Indonesia, Portugal dan PBB dan referendum dijalankan oleh PBB bukan Portugal atau pun negara lain.
Jadi sah saja kalau kasus crimea sangat beda dengan kasus Timor-Leste dan semua negara berhak menkritik tindakan rusia ini termasuk Indonesia.
Jadi sah saja kalau kasus crimea sangat beda dengan kasus Timor-Leste dan semua negara berhak menkritik tindakan rusia ini termasuk Indonesia.
Most Populer
23 September 2024
23 September 2024
22 September 2024
