0
Friday 6 September 2024 - 18:09
Gejolak Zionis Israel:

WSJ: Yahudi Ultra-Ortodoks 'Israel' Hadapi Dorongan Wajib Militer Baru

Story Code : 1158369
Israeli government
Israeli government 'has forgotten the North
The Wall Street Journal menerbitkan laporan pada hari Kamis (5/9) yang merinci meningkatnya ketegangan antara komunitas ultra-Ortodoks (Haredi) Zionis "Israel" dan militer Zionis Israel terkait wajib militer.
 
Menyusul putusan Mahkamah Agung, militer akan merekrut ribuan pria Haredi yang sebelumnya dikecualikan karena studi agama mereka.
 
Sementara beberapa orang bersemangat untuk bertugas, seperti yang diklaim oleh WSJ, banyak yang menentang keras pendaftaran, karena khawatir akan memaksa mereka berasimilasi ke dalam budaya Zionis Israel yang sekuler. Yechiel Wais, seorang pemuda berusia 19 tahun dari keluarga ultra-Ortodoks, mengungkapkan kegembiraannya untuk bergabung dengan militer, mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur malam sebelumnya dan berharap untuk bertugas di unit Angkatan Udara.
 
 Shlomo Roth, yang juga berusia 19 tahun dan sangat Ortodoks, sangat menentang dinas militer, dengan menyatakan, "Bagi kami, menjadi tentara lebih buruk daripada kematian."
 
Israel Cohen, seorang komentator politik Haredi, menunjukkan pertentangan arus utama yang berkembang dalam komunitas Haredi terhadap wajib militer, sebuah sikap yang semakin menguat setelah Mahkamah Agung mengamanatkan wajib militer bagi ribuan pria Haredi.
 
Perjuangan militer untuk mendapatkan tenaga kerja karena perang multi-front Zionis "Israel" semakin memperumit masalah ini. Upaya untuk merekrut Haredim, termasuk unit khusus dan janji-janji peningkatan karier, telah menemui keberhasilan yang terbatas.
 
Laporan tersebut menyoroti bagaimana kesenjangan yang semakin besar antara orang Israel yang sekuler dan religius ini mengancam untuk meningkatkan ketegangan, khususnya karena populasi Haredi tumbuh, yang mewakili semakin banyaknya bagian dari kumpulan wajib militer. Dari 1,3 juta orang Yahudi ultra-Ortodoks yang saat ini tinggal di Palestina yang diduduki, sekitar 80.000 orang memenuhi syarat untuk wajib militer.
 
Pada tahun 2050, para ahli memproyeksikan bahwa pria ultra-Ortodoks akan mencapai 41% dari populasi Zionis "Israel" yang memenuhi syarat wajib militer, yang semakin meningkatkan kebutuhan untuk mengatasi masalah wajib militer. "Saya tidak mengatakan bahwa setiap Haredi harus mendaftar," kata Haredi Moti Kaminshtein kepada WSJ.
"Saya mengatakan bahwa mendaftar di ketentaraan tidak ada salahnya menjadi Haredi."
 
Rezim Zionis  Israel menghadapi tekanan untuk menyelesaikan masalah tersebut, terutama karena perang di Gaza dan garis depan dengan Lebanon dan Tepi Barat terus menguras sumber daya militer.[IT/r]
 
Comment