0
Tuesday 29 August 2023 - 01:42
Konflik Neger:

Pengunjuk Rasa di Niger Bersumpah Akan Menyerbu Pangkalan Prancis jika Pasukan Tidak Pergi dalam Waktu Seminggu

Story Code : 1078624
Pengunjuk Rasa di Niger Bersumpah Akan Menyerbu Pangkalan Prancis jika Pasukan Tidak Pergi dalam Waktu Seminggu
Para demonstran berkumpul di dekat pangkalan militer Prancis di ibu kota pada hari Minggu (27/8), sambil mengibarkan bendera Niger dan membawa plakat dengan slogan-slogan anti-Prancis.

“Kami tidak ingin tentara Perancis berada di Niger,” kata seorang demonstran, “Biarkan Perancis pergi.”

“Orang Prancis bilang Niger adalah negara miskin, tapi ketika kami menyuruh mereka pulang, mereka menolak,” kata pengunjuk rasa lainnya.

Para pengunjuk rasa juga meneriakkan slogan-slogan menentang Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS), yang telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Niger dan mengancam akan melakukan tindakan militer untuk mengembalikan mantan presiden tersebut ke tampuk kekuasaan.

Para pengunjuk rasa mengancam akan menyerbu pangkalan militer Prancis jika pasukan tidak meninggalkan negara itu dalam waktu seminggu.

Mereka juga menyerukan pemecatan duta besar Prancis, Sylvain Itte, setelah diplomat tersebut diberi ultimatum 48 jam untuk meninggalkan negara itu.

Pada hari Jumat, menteri luar negeri negara tersebut mengumumkan bahwa duta besar Perancis memiliki waktu 48 jam untuk berangkat, dengan mengatakan bahwa ia menolak untuk bertemu dengan penguasa baru dan mengutip tindakan pemerintah Perancis yang “bertentangan dengan kepentingan Niger.”

Para jenderal Angkatan Darat Niger menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum yang merupakan sekutu Paris pada tanggal 26 Juli. Sejak saat itu, Nigeria menuduh Prancis berusaha melakukan intervensi militer di negara Afrika Barat tersebut untuk mengembalikan Bazoum.

Pengambilalihan militer di Niger terjadi di tengah meningkatnya gelombang sentimen anti-Prancis, dimana masyarakat Niger menuduh negara Eropa tersebut mencampuri urusan mereka.

Sejak pengambilalihan kekuasaan, warga Nigeria dalam beberapa kesempatan menyatakan dukungan mereka kepada para pemimpin militer dan menolak pemerintah yang dulu didukung Barat.

Awal bulan ini, ribuan pengunjuk rasa anti-Barat turun ke jalan untuk memprotes rencana negara-negara Afrika Barat untuk mengerahkan kekuatan militer ke negara tersebut.

Para pengunjuk rasa mengepung pangkalan militer Prancis di Niger, memprotes intervensi militer bertahun-tahun yang dilakukan negara Eropa tersebut di negara Afrika Barat.

Prancis adalah kekuatan kolonial di Afrika Barat hingga tahun 1960. Sejak kemerdekaan, negara Eropa tersebut telah memelihara hubungan perdagangan dan kehadiran militer di wilayah tersebut.[IT/r]
 
Comment