Media: Netanyahu Setuju 'Pada Prinsipnya' untuk Gencatan Senjata di Lebanon
Story Code : 1174875
Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu siap menerima kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi AS dengan Hizbullah di Lebanon setelah beberapa rincian akhir diselesaikan, demikian dilaporkan media Zionis Israel dan Amerika.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan tersebut, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Hizbullah akan menghentikan permusuhan, sementara kelompok paramiliter tersebut menarik kembali para pejuangnya di Lebanon selatan menyeberangi Sungai Litani, surat kabar Zionis Israel Haaretz melaporkan pada hari Minggu (24/11).
IDF kemudian akan menarik diri dari daerah antara sungai dan apa yang disebut 'garis biru', yang memisahkan Lebanon dari Zionis Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Kedua pihak akan merundingkan kembali kontur perbatasan ini, sementara badan internasional yang dipimpin oleh AS akan memastikan bahwa Lebanon selatan tetap didemiliterisasi.
Jika Hizbullah melanggar ketentuan gencatan senjata, AS akan mendukung operasi militer baru oleh IDF.
Pasukan Zionis Israel melancarkan kampanye intensitas rendah terhadap pejuang Hizbullah di sepanjang garis biru hingga September, ketika sabotase Zionis Israel terhadap ribuan perangkat komunikasi Hizbullah menandakan dimulainya kampanye pengeboman besar-besaran di Lebanon, diikuti oleh operasi darat di selatan negara itu.
Puluhan komandan senior Hizbullah telah tewas dalam serangan udara Israel, termasuk pemimpin kelompok paramiliter itu, Hassan Nasrallah.
Serangan udara Zionis Israel di Lebanon diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.670 orang sejak September, menurut kementerian kesehatan negara itu.
Angka ini tidak membedakan antara warga sipil dan militan Hizbullah. IDF telah mengakui kematian 80 tentara Zionis Israel dan personel penegak hukum di Lebanon dan di sepanjang garis biru sejak Oktober 2023.
Hizbullah mengklaim bahwa Zionis Israel mengecilkan kerugiannya, dan bahwa jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi. Menurut situs berita AS Axios, kesepakatan itu hampir tercapai Kamis (21/11) lalu, ketika Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant.
Pembicaraan itu dilaporkan terhenti setelah Prancis – yang terlibat sebagai mediator – mengisyaratkan akan memberlakukan surat perintah tersebut, tetapi dilanjutkan ketika utusan AS Amos Hochstein mengancam akan mengakhiri diskusi kecuali Netanyahu bergerak menuju gencatan senjata dalam beberapa hari mendatang.
Netanyahu bertemu dengan menteri kabinet dan kepala intelijen untuk membahas gencatan senjata pada hari Minggu, Axios melaporkan.
Menurut media Ibrani, perhatian utama Netanyahu adalah mencari cara untuk menjual gencatan senjata kepada publik Zionis Israel sebagai sebuah kemenangan.
IDF terus menggempur Beirut dengan serangan udara pada hari Senin (25/11), setelah menewaskan puluhan orang dalam serangkaian pemboman hebat di kota itu selama akhir pekan.
Hizbullah menanggapi dengan meluncurkan sekitar 250 roket ke Zionis Israel pada hari Minggu, melukai sedikitnya tujuh orang, dan menargetkan Zionis Israel utara dengan rentetan roket lainnya pada Senin sore.[IT/r]