0
Wednesday 27 November 2024 - 11:09
Dunia Arab dan Perjuangan Palestina:

Bayangan Pengkhianatan: Dukungan Terselubung Pemimpin Arab untuk ‘Israel’ Terungkap dalam Buku ‘War’ Tulisan Woodward

Story Code : 1175094
Betrayal in the shadows of Arab leaders
Betrayal in the shadows of Arab leaders
IslamTimes - Buku terlaris internasional karya Bob Woodward, War, memberikan tinjauan yang mencolok tentang lanskap geopolitik seputar konflik Palestina-Zionis “Israel” dan menyoroti pengkhianatan yang dirasakan rezim Arab terhadap Gaza. 
 
Woodward, seorang jurnalis investigasi terkenal dan pemenang Penghargaan Pulitzer dua kali, menyelidiki tindakan diam-diam dan terbuka para pemimpin Arab, yang menunjukkan prioritas yang meresahkan untuk mempertahankan diri dan stabilitas regional daripada solidaritas dengan perjuangan Palestina.
 
Dia menegaskan bahwa banyak rezim Arab memendam keinginan untuk melihat Hamas dikalahkan, yang menimbulkan pertanyaan penting tentang peran mereka dalam perjuangan Palestina yang sedang berlangsung.
 
Esai ini mengeksplorasi tema pengkhianatan dan keterlibatan yang diuraikan dalam War, sambil membahas implikasi yang lebih luas dari narasi ini terhadap perjuangan Palestina.
 
Pengkhianatan Arab: Tema yang Berulang
Woodward menggambarkan rezim Arab tertentu sebagai pihak yang terlibat dalam melanggengkan penderitaan Gaza.
 
Ia mengklaim bahwa beberapa pemimpin Arab secara pribadi telah mengakui mendukung tindakan Zionis "Israel" terhadap Hamas sambil mengutuk tindakan tersebut di depan umum.
 
Dugaan pengkhianatan ini menggarisbawahi sifat politik Arab yang kompleks dan sering kali kontradiktif, di mana pernyataan publik dan tindakan pribadi dapat sangat berbeda.
 
Catatan Woodward didasarkan pada wawancara dengan tokoh-tokoh penting di kawasan tersebut, termasuk para pemimpin dari Mesir, Yordania, dan Arab Saudi, yang dilaporkan berbagi pandangan jujur mereka tentang Hamas.
 
Ia merinci bagaimana rezim Arab, khususnya di Teluk, semakin waspada terhadap Hamas dan hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin.
 
Rezim-rezim ini khawatir bahwa pengaruh Hamas dapat mengilhami gerakan-gerakan Islamis serupa di dalam perbatasan mereka, yang mengancam kekuasaan mereka.
 
Sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin, Hamas menimbulkan tantangan ideologis dan politik terhadap rezim-rezim otoriter di dunia Arab.
 
Dengan mengutuk tindakan Zionis "Israel" di depan umum sambil secara pribadi mendukung langkah-langkah untuk mengekang pengaruh Hamas, rezim-rezim ini bertujuan untuk menyeimbangkan kepentingan domestik dan internasional mereka.
 
Tuduhan utama dalam ‘War’ adalah bahwa negara-negara Arab, khususnya selama dan setelah Musim Semi Arab, bersedia berkoordinasi dengan Zionis "Israel" dan kekuatan Barat untuk mengurangi pengaruh Hamas.
 
 
Woodward menekankan bahwa beberapa pemimpin Arab percaya bahwa Hamas yang melemah akan memastikan stabilitas regional, melindungi perjanjian perdamaian yang ada dengan Zionis "Israel", dan mengekang pengaruh Iran, sekutu setia Hamas.
 
Misalnya, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi telah mempertahankan kontrol ketat atas perbatasan Rafah dengan Gaza, membatasi akses ke barang-barang penting dan orang-orang dengan kedok masalah keamanan.
 
Kebijakan ini, yang sering dibenarkan sebagai antiterorisme, dipandang secara tidak langsung mendukung blokade Zionis "Israel" terhadap Gaza.
 
Konteks Historis Perpecahan Arab
Tuduhan dalam Perang tidak terisolasi tetapi mencerminkan ketegangan historis yang lebih luas di dunia Arab mengenai masalah Palestina.
 
Sejak Perang Arab-Zionis "Israel" 1948, Liga Arab sering kali berjuang untuk menghadirkan sikap yang bersatu tentang Palestina.
 
Perjanjian normalisasi di bawah “Abraham Accords”, yang melibatkan negara-negara seperti UEA, Bahrain, dan Maroko, dengan restu tersirat dari Arab Saudi, menyoroti pergeseran prioritas di antara rezim-rezim Arab—dari dukungan kuat bagi Palestina menjadi pengejaran aliansi ekonomi dan strategis.
 
Bahkan selama periode solidaritas Arab yang vokal, seperti Perang Enam Hari 1967, keretakan dalam persatuan terlihat jelas.
 
Seiring berjalannya waktu, perpecahan ini semakin dalam, dengan negara-negara Teluk yang kaya seperti Arab Saudi dan UEA berfokus pada modernisasi ekonomi dan melawan pengaruh regional Iran, yang sering kali mengorbankan perjuangan Palestina.
 
Implikasi Pengkhianatan
Penggambaran Woodward tentang pengkhianatan Arab memiliki implikasi yang signifikan bagi perjuangan Palestina.
 
Dengan membingkai rezim Arab sebagai pihak yang terlibat dalam pelemahan Hamas, narasi tersebut menunjukkan bahwa perjuangan untuk penentuan nasib sendiri Palestina dirusak tidak hanya oleh kekuatan eksternal, seperti Zionis “Israel” dan Amerika Serikat, tetapi juga oleh tindakan negara-negara Arab.
 
Gagasan ini diperkuat oleh konflik-konflik terkini, di mana negara-negara Arab menyaksikan penderitaan saudara-saudara mereka di Lebanon dan Palestina tanpa mengambil tindakan signifikan untuk membantu.
 
Perspektif seperti itu menumbuhkan kekecewaan di kalangan warga Palestina yang pernah percaya bahwa negara-negara Arab peduli dengan penderitaan mereka, sehingga sebagian orang berpegang teguh pada masa lalu ketika perjuangan Palestina merupakan landasan solidaritas Arab.
 
Konsekuensi bagi Gaza sangat mengerikan karena blokade yang diberlakukan oleh Zionis Israel dan didukung oleh sekutu-sekutu Arabnya, yang mengakibatkan krisis kemanusiaan.
 
Buku ‘War’ Woodward menunjukkan bahwa para pemimpin Arab memikul tanggung jawab yang signifikan atas krisis ini, tidak hanya melalui ketidakpedulian mereka tetapi juga melalui kolaborasi aktif dengan Zionis "Israel".
 
Kesimpulan
Buku War karya Bob Woodward menawarkan kajian mendalam tentang sikap rezim Arab terhadap Hamas, yang menyoroti sifat rumit dan sering kali kontradiktif dari politik Timur Tengah. 
 
Buku ini merupakan kontribusi berharga untuk memahami lanskap politik kawasan tersebut, yang mendorong para pembaca untuk mengevaluasi secara kritis informasi yang disajikan dan mempertimbangkan konteks yang lebih luas di mana informasi tersebut dilaporkan.
 
Penggambaran Woodward tentang pengkhianatan Arab, khususnya terkait Gaza, menggarisbawahi interaksi yang kompleks antara retorika publik dan tindakan pribadi di dunia Arab.
 
Buku ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh rezim Arab dalam menyeimbangkan kepentingan domestik dan internasional mereka, yang mengungkap realitas keras pragmatisme politik.[IT/r] 
 
 
Comment