Hizbullah Mengatakan Telah Menyerang Kediaman Komandan Angkatan Udara Israel dengan Pesawat Nirawak pada 18 November
Story Code : 1175133
Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kediaman komandan angkatan udara Zionis Israel Mayor Jenderal Tomer Bar telah diserang oleh "skuadron pesawat nirawak serang canggih" pada 18 November.
"Ruang Operasi Perlawanan Islam mengumumkan bahwa salah satu target militer sensitif yang diserang pada 18 November 2024, di kota Tel Aviv adalah kediaman Komandan Angkatan Udara Zionis Israel, Mayor Jenderal Tomer Bar," kata pernyataan itu.
"Serangan itu dilakukan dengan menggunakan satu skuadron pesawat nirawak serang canggih, mencapai sasarannya dengan presisi," kelompok perlawanan itu menambahkan. "Insiden ini telah disensor ketat oleh otoritas militer Israel."
Sejak rezim Zionis Israel melancarkan serangan tanpa ampun di Jalur Gaza yang terkepung dan Lebanon selatan pada Oktober 2023, pendudukan tersebut telah menunda pengungkapan tingkat kematian dan kerusakan sebenarnya yang ditimbulkan oleh front perlawanan.
Surat kabar Zionis Israel Yedioth Ahronoth mengungkapkan pada hari Selasa (26/11) bahwa Hizbullah telah menimbulkan kerusakan besar pada permukiman, pangkalan militer, dan infrastruktur di bagian utara wilayah pendudukan sejak Oktober 2023.
"Gambar parsial yang mengganggu muncul yang menunjukkan kehancuran dan kerusakan pada sekitar 9.000 bangunan dan lebih dari 7.000 kendaraan yang sebagian besar rusak oleh tembakan Hizbullah," kata surat kabar itu, mengutip data pajak properti yang diperoleh oleh outlet berbahasa Ibrani.
Laporan tersebut mengatakan permukiman dan kota-kota utara Kiryat Shmona, Manara, Shtula, Zarit, Nahariya, dan Shlomi telah mengalami tingkat kerusakan tertinggi, menambahkan bahwa skala kerusakan yang sebenarnya telah "diselimuti kabut tebal."
Selama dua bulan terakhir, tentara pendudukan Israel melancarkan serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya di Lebanon dalam eskalasi berbahaya dengan gerakan perlawanan Hizbullah.
Dalam beberapa minggu terakhir, Israel melancarkan serangan udara berdarah di Lebanon, yang menyebabkan sedikitnya 1,3 juta orang mengungsi, lebih dari seperlima populasi negara itu.
Setidaknya 3.768 orang tewas dan 15.699 lainnya terluka dalam serangan udara Israel di Lebanon sejak awal Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon.
Dalam kekalahan memalukan lainnya bagi entitas ilegal tersebut, rezim tersebut dipaksa pada hari Selasa untuk menyetujui proposal kesepakatan gencatan senjata yang diajukan oleh Amerika Serikat dan Prancis karena gerakan perlawanan Lebanon telah bersumpah untuk terus maju dengan serangan besar-besarannya di wilayah yang diduduki sampai Zionis Israel menghentikan agresinya di negara Arab tersebut.[IT/r]