0
Sunday 30 October 2022 - 18:38

Pemimpin Hizbullah: Kesepakatan Maritim Sebuah Kemenangan Bersejarah untuk Lebanon

Story Code : 1021842
Pemimpin Hizbullah: Kesepakatan Maritim Sebuah Kemenangan Bersejarah untuk Lebanon
Hizbullah telah mengancam tidak akan mengizinkan ekstraksi gas alam dari ladang Karish yang disengketakan di Mediterania Timur sebelum kesimpulan dari kesepakatan yang akan memenuhi tuntutan Beirut, kata Sekretaris Jenderal Hizbullah Seyed Hassan Nasrallah dalam pidatonya pada hari Sabtu.

Menekankan bahwa ancaman perlawanan membuat rezim Zionis menghadapi prospek konflik dengan Hizbullah dan bahkan perang regional, Nasrallah menambahkan, "Itu (hanya) setelah pihak Amerika dan Israel menyadari bahwa Perlawanan serius tentang apa yang dikatakan dan [mereka] menyaksikan drone (Perlawanan) di atas Karish, kemudian kesepakatan itu terjadi."

Pernyataan itu muncul dua hari setelah pemerintah Lebanon dan rezim Israel secara terpisah menandatangani kesepakatan ditengahi AS yang membatasi perbatasan maritim di Laut Mediterania meskipun kedua belah pihak secara teknis tetap berperang.

Nasrallah lebih lanjut memuji upaya perlawanan Palestina yang bertahan di Tepi Barat yang diduduki untuk mencapai kesepakatan, menunjukkan bahwa setengah dari tentara pendudukan rezim telah dikerahkan ke Tepi Barat dan karena itu tidak dapat terlibat dalam perang dengan Lebanon.

Pemimpin Hizbullah juga menggarisbawahi bahwa rezim pendudukan tidak siap terlibat dalam perang lain karena masalah domestiknya serta tengah menghadapi pemberontakan lain oleh penduduk asli Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Nasrallah lebih lanjut menunjukkan bahwa utusan AS untuk urusan energi, Amos Hochstein, yang menengahi perjanjian itu, bahkan mengakui bahwa "takut perang" yang mendorong Tel Aviv untuk menyetujui kesepakatan itu.

Dia juga mencatat bahwa rezim Zionis sangat menyadari perbatasannya dari Sungai Nil ke Efrat tetapi selalu mengabaikannya karena mereka percaya bahwa tentara dan kekuatan militernya akan menentukan perbatasannya.

Gerakan Hizbullah didirikan setelah invasi dan pendudukan Israel tahun 1982 di Lebanon selatan. Sejak itu, kelompok perlawanan populer itu tumbuh menjadi kekuatan militer yang kuat.

Hizbullah telah menggagalkan dua perang agresi Israel terhadap Libanon pada tahun 2000 dan 2006, memaksa militer rezim Tel Aviv mundur pada kedua periastiwa itu.[IT/AR]
Comment