0
Wednesday 9 March 2022 - 07:39

Al-Waght: ISIS, Tantangan Besar Keamanan  Pakistan

Story Code : 982827
Korban Peshawar (AL-Waght).
Korban Peshawar (AL-Waght).
Al-Waght dalam sebuah analisa yang diturunkan hari Senin (7/3) menyimpulkan hal tersebut. 

Sehari setelah ledakan mematikan di sebuah masjid Syiah di Peshawar Pakistan, organisasi teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Serangan paling mematikan sejak ledakan bunuh diri 2018 tersebut, merobek sebuah masjid Syiah di lingkungan Kucha Risaldar di Peshawar di Pakistan barat laut, meratakannya dengan tanah. 

Mohammed Assem Khan, juru bicara Rumah Sakit Lady Reading di kota itu, mengatakan bahwa lebih dari 56 jemaah tewas.

Peshawar, 50 kilometer dari perbatasan Afghanistan, telah menjadi target serangan sejak awal dekade terakhir, tetapi situasi keamanan semakin parah dalam beberapa tahun terakhir. 

PBB, Turki dan negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi, Kuwait, UEA, Mesir dan Yordania, dalam pernyataan terpisah mengutuk serangan itu.

Sekretariat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) juga mengutuk pemboman itu "dalam istilah paling keras", menekankan dukungannya kepada pemerintah Pakistan dalam perang melawan terorisme.

Peshawar cukup aman selama beberapa tahun, dan sekarang, untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, serangan teroris telah mengganggu keamanannya.

Meski tidak dapat dipastikan bahwa ledakan Peshawar menandai peningkatan aktivitas ISIS di Pakistan, serangan itu membunyikan alarm bagi para pemimpin Pakistan tentang risiko Pakistan terjerembab dalam ketidakamanan. 

Selama beberapa dekade terakhir, Pakistan telah menjadi pusat pertumbuhan kelompok takfiri dan fundamentalis, yang selalu disebut sebagai senjata proksi Pakistan. Lashkar-e-Jhangvi, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) dan lusinan kelompok fundamentalis lainnya telah tumbuh di negara itu selama beberapa dekade terakhir. Anggota kelompok ini bergabung dengan kelompok teroris pada saat yang sama dengan pembentukan ISIS di Irak dan Suriah pada tahun 2014.

"Saat melaporkan dari Suriah, sumber kelompok teroris mengatakan kepada saya bahwa ada sekitar 150 pejuang Pakistan di sana," kata Hassan Abdullah, seorang jurnalis yang mengkhususkan diri dalam terorisme di Pakistan.

Dia menambahkan, "Mereka awalnya bergabung dengan kelompok ekstremis [Lashkar-e-Jhangvi] dan kemudian bergabung dengan ISIS."

Tepatnya, bagian dari aktivitas ISIS yang merusak keamanan Pakistan adalah hasil dari dukungan Islamabad selama bertahun-tahun kepada kelompok fundamentalis yang kini telah bergabung dengan ISIS.

Pakistan, di sisi lain, secara tradisional memiliki sejarah perselisihan agama, dan ada sejumlah kelompok fundamentalis di negara itu yang memiliki banyak kesamaan dengan ideologi ISIS. Beberapa tahun lalu, sejumlah pemimpin TTP bersumpah setia kepada ISIS, dan telah terjadi beberapa serangan di tempat-tempat suci, dan terutama tempat-tempat suci Syiah.

Pada saat yang sama, perpecahan etnis dan suku di bawah naungan fundamentalisme dan kecenderungan terhadap ISIS di Pakistan tidak dapat diabaikan, dan karena ada berbagai suku di negara ini, beberapa di antaranya bertujuan membalas dendam pada suku-suku yang berseberangan dengan cara bergabung dengan ISIS. 

Tidak peduli apa akar dari ISIS, kelompok teroris itu sekarang menjadi ancaman keamanan bagi Islamabad, sementara para pemimpin Pakistan tidak tertarik melihat kondisi negara mereka menjadi tegang oleh kelompok itu.

Meskipun Pakistan memandang positif dan mendukung pengambilalihan kekuasaan Taliban di Afghanistan, sepertinya ISIS telah tumbuh lebih besar sejak Taliban memperoleh kekuasaan pada Agustus tahun lalu, karena bukti menunjukkan bahwa kelompok teroris itu telah menyusup ke semua provinsi Afghanistan. 

Bahkan setelah Taliban berkuasa pada 15 Agustus, ISIS melakukan lima serangan mematikan di Kabul, Kunduz, dan Kandahar, di samping pemboman skala kecil yang menargetkan Taliban dan warga sipil di berbagai provinsi dan wilayah. Sedikitnya 450 orang tewas dan 400 terluka dalam serangan ini.

Namun pejabat negara dan keamanan Pakistan selalu menolak keberadaan ISIS, atau bahkan mitranya, di negara tersebut. Namun, pada Mei tahun lalu, layanan kontraterorisme Pakistan melaporkan pembunuhan 4 anggota ISIS di provinsi Punjab. 

Bahkan Institut Penelitian Kebijakan Islamabad (IPRI), yang menempati peringkat pertama di Pakistan dan ke-74 secara global, sebelumnya dalam sebuah laporan yang berfokus pada serangan ISIS di Pakistan sejak 2016, menunjukkan bahwa "ISIS akan menimbulkan tantangan keamanan yang serius" bagi Islamabad dan pemerintah Afghanistan yang baru dipimpin oleh Taliban.

Dengan pemikiran ini, dapat disimpulkan bahwa ISIS sekarang merupakan tantangan keamanan besar di Pakistan dan intensifikasi kegiatannya dapat merampas ketenangan dari negara itu.[IT/AR]
Comment