Mencermati Perubahan Sikap Negara-Nagara Tetangga Suriah

Kantor Berita Reuters pada Senin, 29/04/13, menerbitkan sebuah artikel yang berbicara mengenai reaksi negara-negara tetangga Suriah dan bagaimana mereka sebelumnya bergegas mengambil sikap dengan meminta negara-negara dunia segera melakukan intervensi militer.

Namun, menurut artikel itu, kekalahan demi kekalahan yang ditelan oleh teroris didikan mereka dan pertimbangan konsekuensi meluasnya krisis ke kawasan menjadi faktor utama yang mendorong perubahan sikap untuk menyelesaikan krisis Suriah dengan cara politik.

"Khalifah" Erdogan misalnya sebelumnya adalah pendukung setia Presiden Assad, tapi tiba-tiba berbalik arah menjadi musuh nomer satu dikawasan dan yang pertama kali memanggil negara-negara lain untuk intervensi militer, bahkan Erdogan memberikan ijin kepada pasukan oposisi menggunakan tanah Turki sebagai tempat untuk melancarkan serangan militer.

Namun, sekarang, sikap Turki itu perlahan-lahan berubah, dan nampaknya sudah menyadari bahwa setiap rencana yang ditetapkan oleh barat justru akan mendorong konsekuensi yang tidak sehat dan lebih luas merambah ke luar perbatasan Suriah.

Dalam hal ini Erdogan dengan malu-malu memulai memegavonkan solusi politik di Suriah, apalagi, sebuah sumber yang dekat dengan pemerintah Turki menyatakan "kita tidak lagi percaya dengan laporan apapun yang berbicara mengenai senjata pemusnah massal, atau dugaan penggunaan senjata kimia, meskipun laporan tersebut semakin meningkat baru-baru ini. Kami benar-benar berharap untuk bisa mempercayai mereka."

Bahkan dalam minggu terakhir, Turki tidak lagi menyebut-nyebut zona penyangga lagi, bahkan gagasan jalur politik telah menjadi frase yang dimegavonkan oleh Erdogan.

Nampaknya, Obama secara pribadi juga mundur teratur pada line merahnya terhadap Suriah, yang sebelumnya meminta 'fakta nyata', karena Obama benar-benar memahami, dalih Irak tidak berlaku untuk Suriah dan tidak bisa dipaksakan di Suriah.

Sementara Yordania dan Turki nampaknya sudah memakai akal sehat sepenuhnya dan memahami pentingnya membantu melindungi Suriah dari api yang menghanguskan negara itu.

Namun demikian, perubahan sikap Turki ini nampaknya sulit akan ditiru oleh Qatar, Arab Saudi, Amerika Serikat, Inggris atau Perancis. [IT/On]