Kepala PBB Kecam Penggunaan Perangkat Sipil untuk Serangan Teror
Story Code : 1161110
“Saya pikir sangat penting adanya kontrol yang efektif atas perangkat sipil supaya perangkat-perangkat tersebut tidak dijadikan senjata. Aturan ini harus menjadi hukum yang dapat ditegakkan oleh pemerintah,” kata Guterres dalam sebuah pertemuan dengan wartawan di markas besar PBB di New York.
Menanggapi serangan teror siber di Lebanon yang dilancarkan oleh rezim Zionis, kepala PBB memperingatkan tentang risiko serius eskalasi.
"Apa yang terjad ini sangat serius, bukan hanya karena jumlah korban, tetapi juga karena tindakan tersebut tidak dilakukan secara normal karena ada risiko operasi akan bocor", lanjut Guterres.
Selama dua hari terakhir, Lebanon telah diguncang oleh serangkaian ledakan yang menargetkan perangkat komunikasi elektronik di seluruh wilayah. Mulai dari meledaknya perangkat-perangkat pager secara serentak pada hari Selasa (17/9) lalu walkie-talkie atau HT pada hari Rabu (18/9).
Lembaga terkait yang terkait dengan Hizbullah dan pemerintah Lebanon saat ini sedang melakukan penelitian keamanan dan ilmiah yang ekstensif untuk menemukan alasan di balik terjadinya ledakan bersamaan ini, sementara layanan medis dan kesehatan merawat yang terluka di sejumlah rumah sakit di berbagai wilayah Lebanon.
Hizbullah mengumumkan dalam pernyataannya bahwa data dan informasi yang tersedia di lapangan dan yang ditinjau sejauh ini menunjukkan serangan teror ini dilakukan oleh rezim Zionis.
"Kami menganggap musuh Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas agresi kriminal ini terhadap warga sipil di Lebanon", kata pernyataan Hizbullah.
Media Barat juga menyimpulkan bahwa badan mata-mata Israel, Mossad, menanam bahan peledak di pager dan perangkat elektronik publik lainnya yang meledak di Lebanon, yang mengakibatkan kematian puluhan orang dan terlukanya ribuan orang lainnya. [IT/G]