0
Friday 10 January 2025 - 03:55
AS - Zionis Israel:

Netanyahu Membatalkan Perjalanan ke Pelantikan Trump

Story Code : 1183410
Netanyahu Membatalkan Perjalanan ke Pelantikan Trump
Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu tidak akan menghadiri upacara pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump yang akan datang, The Times of Israel melaporkan pada hari Kamis (9/1), mengutip ajudan senior perdana menteri tersebut. 
 
Trump akan mengambil sumpah jabatan dan secara resmi dilantik sebagai presiden AS ke-47 pada tanggal 20 Januari di Capitol di Washington, DC.
 
Pemimpin Zionis Israel tersebut sebelumnya diharapkan menghadiri acara tersebut.
 
Ajudan senior Netanyahu tidak menjelaskan lebih lanjut mengapa perjalanan tersebut dibatalkan. Namun, beberapa laporan media mengutip operasi prostat perdana menteri Israel baru-baru ini, yang mengklaim Netanyahu telah disarankan untuk beristirahat setelah prosedur tersebut.
 
Perjalanan ke Washington yang sekarang dibatalkan akan menjadi perjalanan pertama Netanyahu ke luar negeri sejak surat perintah penangkapan terhadapnya dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada bulan November.
 
Zionis Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional.
 
Keputusan ICC menuai reaksi beragam di seluruh dunia, dengan beberapa negara menyatakan niat mereka untuk mematuhi arahan pengadilan, terlepas dari kekebalan diplomatik.
 
Hongaria, yang merupakan penanda tangan Statuta Roma, mengatakan tidak akan menegakkan surat perintah tersebut, sementara AS, yang bukan pihak ICC, telah mengecamnya.
 
Menurut laporan media, Trump telah menghubungi Netanyahu mengenai situasi di Timur Tengah, khususnya Gaza.
 
Keduanya berbicara pada bulan Desember, yang kemudian digambarkan keduanya sebagai diskusi yang "sangat bagus" dan "hangat".
 
Trump kemudian menegaskan kembali peringatan publiknya bahwa sandera yang ditahan di Gaza harus dibebaskan sebelum ia menjabat atau akan ada "neraka yang harus dibayar."
 
Seorang pejabat Hamas baru-baru ini menyatakan bahwa kelompok itu telah menyetujui daftar 34 tawanan yang akan dibebaskan sebagai bagian dari potensi perjanjian gencatan senjata dengan Zionis Israel.
 
Namun, kemajuan terhenti setelah pejabat Palestina melaporkan lebih dari 100 kematian akibat serangan udara Zionis Israel yang intensif selama akhir pekan lalu.
 
Pada 7 Oktober 2023, militan Hamas melancarkan serangan mematikan ke Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang ke Gaza.
 
Sebagai tanggapan, Zionis Israel melancarkan kampanye militer yang mengakibatkan kerusakan luas dan hilangnya banyak nyawa di daerah kantong Palestina tersebut.
 
Otoritas kesehatan Gaza telah melaporkan lebih dari 46.700 kematian warga Palestina.[IT/r]
 
Comment