0
Tuesday 1 October 2024 - 17:58
PBB dan Lebanon vs Israel:

PBB Khawatir dengan Situasi di Lebanon, Menentang Segala Bentuk Invasi Darat

Story Code : 1163710
United Nations Secretary-General Antonio Guterres speaks during a Security Council meeting at United Nations headquarters
United Nations Secretary-General Antonio Guterres speaks during a Security Council meeting at United Nations headquarters
PBB menyuarakan keprihatinan yang mendalam pada hari Senin (30/9) atas memburuknya situasi di Lebanon seiring meningkatnya serangan Zionis Israel, menggarisbawahi penentangannya terhadap rencana Zionis "Israel" yang dilaporkan untuk melakukan invasi darat ke negara tersebut.
 
Militer pendudukan Zionis Israel mengumumkan peluncuran apa yang disebutnya sebagai serangan "terarah dan terbatas" yang difokuskan pada target dan infrastruktur Hizbullah di sejumlah desa di Lebanon selatan di sepanjang perbatasan.
 
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "tetap sangat prihatin dengan konsekuensi kemanusiaan dari berbagai peristiwa yang terjadi di Lebanon," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam jumpa pers.
 
Dujarric menekankan seruan Guterres agar semua pihak menahan diri secara maksimal dan melakukan de-eskalasi, sembari menyoroti pentingnya menegakkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
 
Resolusi yang diadopsi pada 11 Agustus 2006 ini mengamanatkan penghentian permusuhan antara Lebanon dan Zionis "Israel" serta pembentukan zona demiliterisasi antara Garis Biru (perbatasan de facto) dan Sungai Litani.
 
Hanya tentara Lebanon dan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) yang diizinkan memiliki senjata atau peralatan militer di dalam zona ini. Dujarric menambahkan bahwa Guterres dan timnya secara aktif terlibat dengan para pemangku kepentingan di lapangan dan berkomitmen untuk mencari solusi diplomatik.
 
Namun, ia menunjukkan bahwa personel PBB yang beroperasi di sepanjang Garis Biru menghadapi kendala karena meningkatnya pertempuran. Menyoroti dampaknya terhadap warga sipil, Dujarric mengumumkan bahwa "seruan kilat" kemanusiaan baru akan diluncurkan pada hari Selasa (1/10) untuk memobilisasi sumber daya tambahan guna memenuhi kebutuhan sekitar satu juta orang yang terkena dampak krisis, termasuk mereka yang mengungsi dari Lebanon Selatan.
 
Ketika ditanya apakah PBB akan mendesak "Israel" untuk menghentikan invasi darat, Dujarric menjawab, "Sekretaris jenderal telah menyerukan (ini) dan akan terus melakukannya. Kami tidak ingin melihat invasi darat apa pun."
 
Sejak 23 September, pasukan pendudukan Zionis Israel telah melancarkan agresi besar-besaran terhadap Lebanon, melakukan serangan udara ekstensif di seluruh negeri, terutama di Selatan dan Timurnya, serta Pinggiran Selatan ibu kota Beirut, tempat Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah dibunuh.
 
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 900 orang dan menyebabkan ribuan orang terluka.[IT/r]
 
Comment