0
Wednesday 4 September 2024 - 19:40
Turki - Uni Eropa:

Turki Berupaya Bergabung dengan BRICS, UE Khawatir

Story Code : 1157995
BRICS
BRICS
Juru bicara UE Peter Stano menyampaikan pernyataan tersebut pada konferensi pers di Brussels pada hari Selasa (3/9) setelah Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa di Turki mengonfirmasi bahwa Ankara telah secara resmi mengajukan keanggotaan BRICS.
 
Stano mengatakan Turki memiliki hak untuk memilih aliansi internasional mana yang akan diikutinya. Namun, negara itu masih menjadi kandidat keanggotaan UE, tambahnya, dengan mengatakan bahwa blok tersebut mengharapkan kandidat tersebut untuk berbagi nilai-nilainya dan sepenuhnya menyelaraskan kebijakan luar negeri mereka dengannya.
 
Ankara telah berunding untuk bergabung dengan UE sejak 2005. Namun, kemajuan dalam perundingan tersebut pada dasarnya telah terhenti, karena hambatan politik yang diciptakan oleh anggota UE tertentu yang menyalahkan, apa yang mereka sebut, kekurangan demokrasi negara tersebut.
 
Ankara melihat alasan yang menghalangi aksesinya ke UE sebagai hambatan yang tidak terkait dengan kesesuaiannya untuk menjadi anggota.
 
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berulang kali memperingatkan bahwa negaranya dapat berpisah dengan Uni Eropa sebagai reaksi atas kegagalan blok tersebut dalam jangka panjang untuk menghormati janjinya untuk menerima Ankara sebagai anggota.
 
Aspirasi negara tersebut untuk menjadi anggota BRICS juga muncul di tengah keretakan dengan sesama anggota aliansi militer Barat pimpinan Amerika Serikat, NATO, yang tidak setuju bahwa Turki mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia setelah peluncuran operasi militer Moskow yang sedang berlangsung di Ukraina.
 
Jika diterima, Turki akan menjadi anggota NATO pertama di BRICS, yang dipandang sebagai penyeimbang geopolitik terhadap kekuatan dan pengaruh Barat.
 
Para pengamat mengatakan bahwa ketegangan tersebut telah mendorong Turki untuk berusaha membina hubungan yang lebih baik dengan Timur, termasuk melalui bergabung dengan BRICS yang akan menghasilkan hubungan yang lebih baik dengan Rusia dan China.
 
Menghadiri pertemuan puncak BRICS pada bulan Juni, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan memuji badan tersebut sebagai "organisasi yang meningkatkan keragaman pendekatan, identitas, dan politik dalam sistem ekonomi global."
 
Pada hari Selasa, Yuri Ushakov, asisten Presiden Rusia Vladmir Putin, mengatakan Erdogan telah menerima undangan dari otoritas Rusia untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak BRICS mendatang yang akan diselenggarakan di kota Kazan, Rusia bagian barat, pada bulan Oktober.[IT/r]
 
Comment