0
Saturday 18 May 2024 - 23:21
Kemelut Semenanjung Korea:

Korea Utara Uji Rudal dengan Sistem Navigasi Otonom

Story Code : 1135979
North Korea tests missile
North Korea tests missile
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi peluncuran rudal balistik taktis ke Laut Timur, kantor berita resmi Korea Selatan (KCNA) melaporkan pada hari Sabtu (18/5).

Proyektil tersebut terbang sekitar 300 kilometer sebelum jatuh di perairan antara Korea Selatan dan Jepang, kata Kepala Staf Gabungan di Seoul.

KCNA memuji keakuratan dan keandalan sistem navigasi otonom baru yang digunakan dalam rudal tersebut. Kim juga menyatakan kepuasannya terhadap sistem tersebut, dengan menyebutkan manfaat dan nilai strategisnya sebagai hasil pengembangan independen dan penerapan yang sukses.

Dalam beberapa minggu terakhir, Kim telah mengawasi pengujian peluncur roket ganda “super besar” 600 mm dan peluncur roket ganda 240 mm serta mengunjungi fasilitas produksi.

Korea Utara telah menembakkan rudal jelajah, roket taktis, dan senjata hipersonik dalam beberapa bulan terakhir untuk meningkatkan pertahanannya.

Uji coba baru ini dilakukan beberapa jam setelah saudara perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Yo-jong, menampik laporan Amerika yang “tidak masuk akal” bahwa Pyongyang mengirim senjata dan amunisi ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina.

Saudari berpengaruh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah menampik spekulasi pihak luar mengenai transaksi senjata dengan Rusia dan ekspor militer untuk digunakan melawan Ukraina sebagai “paradoks yang paling tidak masuk akal”.

Pada hari Kamis, F-35A Korea Selatan dan F-22 Raptor AS melakukan latihan udara yang dianggap Pyongyang sebagai latihan untuk kemungkinan invasi ke Korea Utara.

Korea Selatan mengatakan pesawat tempur siluman melakukan latihan gabungan “intens” di wilayah tengah untuk menguji dan meningkatkan kemampuan manuver ofensif dan defensif.

Korea Utara juga mengecam latihan militer gabungan yang dijadwalkan pada bulan Agustus sebagai “latihan serangan nuklir”, dan memperingatkan Washington dan Seoul bahwa mereka dapat menghadapi “akibat bencana” jika latihan tersebut dilakukan.[IT/r]
Comment