Menteri Intelijen: Pasukan Teror yang Terkait dengan Mossad Israel Dibubarkan di Iran Barat
Story Code : 1059315
Khatib mengatakan pada sebuah upacara di ibu kota Tehran pada hari Minggu (21/5) bahwa teroris telah menyelinap melintasi perbatasan ke Iran barat dari wilayah semi-otonom Kurdistan Irak.
“Mengingat kerja sama pemerintahan baru Irak [dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammed Shia’ al-Sudani] dan jaminan yang ditawarkan, kami ingin melihat perbatasan barat kami aman dan bebas dari insiden keamanan apa pun,” katanya.
“Kami mengingatkan Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) tentang tanggung jawabnya dalam hal ini,” tambahnya.
Khatib menjelaskan bahwa pasukan militer dan keamanan Iran tidak akan ragu untuk memberikan tanggapan yang kuat dan menghancurkan terhadap setiap tindakan destabilisasi terhadap wilayah perbatasan negara.
Awal pekan ini, pasukan intelijen Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) membubarkan jaringan teror yang berafiliasi dengan Daesh Khorasan (Daesh-K) di provinsi Fars, Iran selatan.
Departemen Intelijen IRGC, bekerja sama dengan Organisasi Intelijen Fajar di Provinsi Fars, melihat dan menghancurkan jaringan operasional dan media Daesh-K, cabang dari kelompok teroris Takfiri Daesh (ISIS/ISIL) di Afghanistan dan menangkap elemen utamanya di provinsi tersebut.
Pemimpin kelompok yang diawasi oleh pasukan IRGC selama empat tahun itu bertugas merekrut elemen ekstremis di sejumlah provinsi Iran, termasuk Tehran.
Di tempat lain dalam sambutannya pada hari Minggu (21/5), Khatib mengatakan lebih dari 200 media anti-Iran, 35 think tank, dan puluhan badan intelijen terlibat aktif dalam kerusuhan yang disponsori asing yang pecah di beberapa bagian negara.
Kerusuhan yang didukung asing meletus di Iran pada pertengahan September setelah kematian wanita Iran berusia 22 tahun Mahsa Amini, yang pingsan di kantor polisi di ibu kota Teheran dan dinyatakan meninggal tiga hari kemudian di rumah sakit.
Komunitas intelijen Iran mengatakan beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, telah menggunakan alat mata-mata dan propaganda mereka untuk memprovokasi kerusuhan dengan kekerasan di negara tersebut.[IT/r]