Sekjen PBB: Dunia Menuju Perang yang Lebih Luas

Dalam pidatonya di Majelis Umum, Guterres menekankan bahwa |Komunitas global tidak “berjalan dalam tidur” ke dalam perang yang lebih luas, tetapi berbaris ke arah itu dengan mata terbuka lebar.”

“Prospek perdamaian terus berkurang. Peluang eskalasi lebih lanjut dan pertumpahan darah terus meningkat,” kata Guterres, mencela kurangnya “visi strategis” dan “bias” yang mencegah pembuat keputusan politik mengambil langkah ke arah yang benar.

“Pemikiran jangka pendek ini tidak hanya sangat tidak bertanggung jawab – ini juga tidak bermoral,” bantahnya, menambahkan bahwa politisi dan pengusaha menjadi terlalu asyik dengan kekuasaan dan siklus bisnis mereka.

Sekjen PBB juga mengecam tergerusnya hukum dan ketertiban internasional berdasarkan prinsip-prinsip PBB, yang menurutnya menyebabkan keadaan yang memprihatinkan saat ini.

“Jika setiap negara memenuhi kewajibannya di bawah Piagam [PBB], hak atas perdamaian akan dijamin,” katanya, menyerukan kepada anggota PBB untuk “mengubah pendekatan kami terhadap perdamaian dengan berkomitmen kembali pada Piagam – mengutamakan hak asasi manusia dan martabat, dengan pencegahan di hati.”

Dia lebih lanjut menyatakan: "Kita perlu bangun - dan mulai bekerja", menambahkan bahwa tahun 2023 telah menempatkan umat manusia di depan "kumpulan tantangan yang tidak seperti apa pun dalam hidup kita."

Sekjen PBB juga menunjukkan fakta bahwa para ilmuwan telah memindahkan simbolis "jam Kiamat", yang mencerminkan potensi pemusnahan umat manusia, menjadi 90 detik hingga tengah malam - yang paling dekat dengan kemungkinan Armageddon.[IT/r]