0
Tuesday 15 November 2022 - 05:22
Iran - IAEA:

Juru Bicara: Delegasi IAEA Kunjungi Iran 

Story Code : 1024664
Juru Bicara: Delegasi IAEA Kunjungi Iran 
Berbicara kepada wartawan pada konferensi pers pada hari Senin (14/11), Kanaani mengatakan delegasi Iran melakukan kunjungan ke Wina minggu lalu dan mengadakan pertemuan dengan para pejabat IAEA.

“Iran secara alami akan melanjutkan kerja sama konstruktifnya [dengan IAEA] untuk penyelesaian masalah Safeguards,” katanya, seraya menambahkan bahwa delegasi yang mewakili badan nuklir PBB akan melakukan perjalanan ke Iran.

Menyesalkan beberapa upaya untuk merusak proses teknis negosiasi antara Iran dan IAEA, Kanaani mengatakan troika Eropa – Inggris, Prancis dan Jerman – telah menunjukkan “perilaku tergesa-gesa dan tidak konstruktif” dan mencari “pemanfaatan politik” dari IAEA.

Dia lebih lanjut menekankan bahwa resolusi Dewan Gubernur IAEA terhadap Iran tidak akan membantu menyelesaikan masalah apa pun dan hanya akan mengganggu situasi.

Juru bicara itu juga meminta troika Eropa untuk meninggalkan langkah-langkah yang tidak konstruktif sehubungan dengan Iran.

Dalam komentar pada 2 November, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian mengatakan kepala Organisasi Energi Atom Iran dan direktur jenderal IAEA telah menyetujui rencana interaksi antara kedua belah pihak.

Menlu juga menyampaikan harapan agar badan nuklir PBB fokus pada masalah teknis, sehingga tuduhan yang dilontarkan terhadap Iran dapat diselesaikan melalui kerjasama teknis.

Tentang pembicaraan tentang kebangkitan kembali kesepakatan nuklir 2015 dan pencabutan sanksi terhadap Teheran, Amir Abdollahian mengatakan bahwa bertentangan dengan pernyataan kontradiktif dari sejumlah pejabat Amerika, pertukaran pesan masih berlangsung.

Sejalan dengan langkah-langkah yang diambil di Wina, jadwal sedang disesuaikan untuk negosiasi Wina dan pertukaran pesan sedang berlangsung melalui koordinator Uni Eropa, katanya.

Pada Juli 2015, Iran menandatangani JCPOA dengan kekuatan dunia, setuju untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi. Namun, mantan presiden AS Donald Trump menarik Washington dari perjanjian tersebut pada Mei 2018 dan memberlakukan kembali sanksi sepihak terhadap Tehran, mendorong Tehran untuk mengabaikan beberapa komitmen pakta tersebut.

Pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dimulai di Wina pada April 2021 tetapi ditangguhkan pada Maret tahun ini karena perbedaan politik antara Teheran dan Washington.

Pejabat Iran mengatakan Tehran membutuhkan jaminan kuat bahwa dia dapat menuai keuntungan ekonomi dari kesepakatan itu dan pihak lain tidak akan secara sepihak menarik diri darinya lagi.[IT/r]
Comment