0
Friday 23 September 2022 - 10:01
Iran, Rusia, Turki dan Gejolak Suriah:

Menlu Iran, Rusia dan Turki Bertemu di New York untuk Membahas Krisis Suriah

Story Code : 1015718
Menlu Iran, Rusia dan Turki Bertemu di New York untuk Membahas Krisis Suriah
Pertemuan bersama itu diadakan di sela-sela Sidang ke-77 Majelis Umum PBB di New York pada Rabu, dan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen juga hadir dalam pembicaraan yang berlangsung di Kedutaan Besar Turki, dekat markas besar PBB.

Berbicara pada acara tersebut, Amir Abdollahian menegaskan bahwa tidak ada solusi militer untuk krisis Suriah, menambahkan bahwa konflik harus diselesaikan secara damai dan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional.

Dia juga menekankan bahwa penarikan semua pasukan asing dari Suriah, akhir pendudukan dan penghormatan penuh terhadap kedaulatan negara dan integritas teritorial merupakan prasyarat penting untuk mencapai tujuan ini.

Diplomat top Iran lebih lanjut menyoroti perlunya penghapusan sanksi terhadap Suriah dan peningkatan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Suriah, mengingat dampak negatif sanksi terhadap rakyat biasa dan situasi ekonomi di negara itu.

Di akhir KTT, para menteri luar negeri sekali lagi menegaskan kembali komitmen kuat mereka terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Suriah.

Iran dan Rusia, sebagai sekutu pemerintah Suriah, serta Turki, yang berpihak pada oposisi, mengatur proses perdamaian Astana pada Januari 2017 dengan maksud untuk mengakhiri konflik Suriah melalui keterlibatan pemerintah Suriah dan pemerintah Suriah. berlawanan.

Kembali pada bulan Juli, pertemuan trilateral diadakan antara Presiden Iran Ebrahim Raisi, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di ibukota Iran, Tehran.

Para pemimpin berkumpul untuk KTT ketujuh dari proses Astana, di mana mereka mengutuk campur tangan asing dan menekankan hak Suriah untuk menentukan nasib negara mereka.

KTT berakhir dengan mengeluarkan pernyataan akhir, di mana, negara-negara penjamin proses Astana juga bersikeras bahwa tidak ada solusi militer untuk konflik Suriah, dan menggarisbawahi tekad mereka untuk melanjutkan kerja sama mereka dalam perang melawan terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.[IT/r]
Comment