Militer Mesir Buru Pejabat Tinggi Ikhwanul Muslimin
Story Code : 279775
Pemimpin tinggi Ikhwanul Muslimin, Mohammed Badie ditangkap kurang dari satu hari setelah militer negara itu meruntuhkan kekuasaan Presiden Morsi dari tampuk kepresidenan, demikian pejabat keamanan negara mengatakan.
Badie ditangkap pada Kamis, 04/07/13, oleh polisi militer Mesir di sebuah desa dekat kota barat Marsa Matrouh, kata pejabat itu.
Penangkapan itu dilakukan atas permintaan jaksa penuntut umum, dengan tuduhan menghasut pembunuhan demonstran," tambahnya.
Kantor kejaksaan mulai mengintrogasi para anggota IM, termasuk presiden terguling Morsi, dengan tuduhan telah "menghina pengadilan".
Pemimpin Ikhwanul lainnya, termasuk Saad al-Katatni, Mohammed al-Beltagui, Gamal Gibril dan Taher Abdel Mohsen, juga akan diinterogasi atas tuduhan yang sama.
Seorang pejabat militer mengatakan, Morsi mungkin akan menghadapi tuduhan resmi atas tuduhan yang dibuat oleh lawan-lawannya.
Media pemerintah juga melaporkan, surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk total 300 pejabat Ikhwanul Muslimin.
Sebelumnya pada hari Kamis, hakim Mahkamah Agung Konstitusi, Adli Mansour, dilantik sebagai presiden sementara Mesir.
Dalam upacara yang diadakan di gedung Mahkamah Konstitusi di Kairo itu, Mansour bersumpah untuk "menjaga sistem republik, dan menghormati konstitusi dan hukum, serta menjaga kepentingan rakyat."
Sementara itu, Ikhwan Muslimin mengumumkan akan memboikot proses politik baru di negara itu, dan meminta kepada pendukungnya untuk melepaskan diri dari perkembangan terakhir.
"Kami menyatakan penolakan tanpa kompromi atas kudeta militer yang dipentaskan terhadap presiden terpilih dan kehendak bangsa. Kami menolak untuk berpartisipasi dalam setiap aktivis dengan otoritas perampas," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh mufti Abdel-Rahman el-Barr dihadapan pendukung Morsi di Kairo. [IT/ASS/ON]