0
Sunday 26 January 2025 - 03:41
ICRC dan Gejolak Yaman:

ICRC: Ansarullah Yaman Membebaskan Lebih dari 150 Tawanan Perang Secara Sepihak

Story Code : 1186605
Detainees-walk-to-attend-a-press-conference-on-their-release-by-the-Yemen’s-Ansarullah-resistance-mo
Detainees-walk-to-attend-a-press-conference-on-their-release-by-the-Yemen’s-Ansarullah-resistance-mo
Iscander Said, juru bicara ICRC di Yaman, mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers di ibu kota Sana'a pada hari Sabtu bahwa “Ansarullah hari ini membebaskan 153 tawanan perang secara sepihak.”
“ICRC telah memfasilitasi inisiatif ini dalam kerangka mendorong semua pihak untuk bergerak maju dalam masalah kemanusiaan ini dan membebaskan para tawanan,” katanya.
 
Abdul Qader al-Murtada, kepala Komite Nasional untuk Urusan Tawanan, mengatakan pada hari Jumat bahwa Ansarullah akan membebaskan puluhan tawanan, menyebut langkah tersebut sebagai “inisiatif kemanusiaan sepihak.”
 
Pada 26 Mei tahun lalu, Ansarullah secara sepihak membebaskan 113 tahanan.
“Kami senang melihat pertimbangan kemanusiaan diprioritaskan, terutama bagi keluarga yang sangat menantikan kembalinya orang-orang tercinta mereka, terutama dengan mendekatnya perayaan Idul Adha dalam beberapa minggu mendatang,” kata Daphnee Maret, yang saat itu merupakan kepala delegasi ICRC di Yaman. “Kami berharap ini membuka jalan untuk pembebasan lebih lanjut,” tambahnya.
 
“Yaman membebaskan kru kapal milik Inggris setelah gencatan senjata di Gaza” https://t.co/TutwTgo3tf
— Press TV �� (@PressTV) 22 Januari 2025
Pada April 2023, hampir 900 tawanan dibebaskan setelah negosiasi yang disponsori PBB antara rezim dukungan Saudi dan gerakan perlawanan Ansarullah.
 

Tokoh-tokoh penting, termasuk Nasser Mansur Hadi, saudara mantan presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi, dan Mahmoud al-Subeihi, mantan menteri pertahanan negara itu, termasuk di antara mereka yang dibebaskan.
 
Arab Saudi meluncurkan perang berdarah terhadap Yaman pada Maret 2015 bersama sejumlah sekutunya dengan dukungan persenjataan dan logistik dari AS dan beberapa negara Barat untuk mengembalikan Hadi, yang mengundurkan diri dari kursi kepresidenan pada akhir 2014 dan kemudian melarikan diri ke Riyadh di tengah konflik politik dengan gerakan populer Ansarullah.
 

Tujuan perang tersebut juga untuk menghancurkan gerakan Ansarullah, yang telah menjalankan urusan negara tanpa adanya pemerintahan yang efektif di Yaman.[IT/r]
 
 
Comment