0
Wednesday 22 January 2025 - 13:08
Palestina vs Zionis Israel:

Pejabat: Hamas Akan Mengalahkan Israel di Tepi Barat

Story Code : 1185824
Zaher Jabarin, chairman of the Hamas Political Bureau in the West Bank
Zaher Jabarin, chairman of the Hamas Political Bureau in the West Bank
Zaher Jabarin, ketua Biro Politik Hamas di Tepi Barat, pada hari Selasa (21/1), menanggapi serangan Zionis Israel baru-baru ini di seluruh Tepi Barat.
 
"Kami menghadapi rezim penjajah dan fasis yang tidak ingin mengakui bangsa Palestina dan hak-haknya," kata Jabarin.
 
"Bangsa kami memiliki tekad dan pengorbanan yang keras dan tidak memiliki pilihan selain untuk melawan," tambahnya.
 
Jabarin mengatakan bahwa perdana menteri Zionis Israel menginginkan lebih banyak konflik untuk tetap berkuasa.
 
Dia menekankan bahwa tujuan utama Benjamin Netanyahu adalah untuk membunuh dan merusak agar bisa melanjutkan kekuasaannya.
 
Jabarin mengatakan bahwa orang Palestina berhasil mengalahkan Zionis Israel di Gaza karena mereka bersatu, dan mereka akhirnya akan menghancurkan pendudukan Israel melalui persatuan mereka.
 
Dia menambahkan bahwa orang Palestina tidak memiliki pilihan selain untuk melawan, dan mereka akan terus berjuang bahkan jika satu-satunya senjata mereka adalah batu.
 
Komentarnya muncul setelah agresi besar-besaran Zionis Israel terhadap Palestina di kota Jenin dan kamp pengungsi di sekitarnya.
 
Zionis Israel terpaksa setuju dengan gencatan senjata, menerima syarat negosiasi Hamas yang telah lama ada. Gencatan senjata mulai berlaku pada hari Minggu (19/1).
 
Kesepakatan gencatan senjata terdiri dari tiga fase, masing-masing berlangsung 42 hari. Negosiasi untuk fase kedua dan ketiga akan dimulai 16 hari setelah implementasi fase pertama.
 
Fase pertama akan melihat pembebasan sekitar 1.900 orang Palestina yang diculik sebagai imbalan untuk 33 tawanan Zionis Israel yang ditahan di Gaza.
 
Lebih dari 240 orang Zionis Israel diculik oleh kelompok perlawanan pada Oktober lalu, setelah itu rezim Israel melancarkan perang.
 
Sebagian besar dari mereka telah dibunuh akibat serangan tidak pandang bulu dari militer Zionis Israel di Gaza, sementara Tel Aviv bersikeras untuk melanjutkan perang hingga “penghapusan” Hamas.
 
Rezim tersebut menyetujui kesepakatan ini setelah mendapat tekanan besar dari keluarga para tawanan dan meskipun menteri sayap kanan Itamar Ben-Gvir mengancam bahwa dia dan rekan-rekannya akan mengundurkan diri dari kabinet dan menyebabkan kabinet tersebut runtuh jika kesepakatan disetujui.[IT/r]
 
 
Comment