Trump: 'Bersihkan' Gaza, Pindahkan Warga Palestina ke Luar Negeri
Story Code : 1186776
Trump menyebut Gaza sebagai "situs penghancuran" setelah genosida Zionis Israel, mengusulkan pengusiran massal warga Palestina ke Mesir dan Yordania.
Menyebut Gaza sebagai "situs penghancuran" setelah genosida Zionis Israel, Trump mengungkapkan bahwa ia telah membahas ide tersebut dengan Raja Abdullah II dari Yordania dan berencana mengadakan pembicaraan lanjutan dengan kepemimpinan Mesir.
"Saya ingin Mesir menerima orang-orang itu. Dan saya ingin Yordania menerima mereka," kata Trump kepada wartawan di atas pesawat Air Force One.
Ia memperkirakan bahwa "mungkin sekitar satu setengah juta orang" dapat dipindahkan, seraya menambahkan, "Kita bersihkan saja semuanya. Anda tahu, selama berabad-abad situs itu telah mengalami banyak konflik. Dan saya tidak tahu, sesuatu harus dilakukan."
Trump menyarankan agar "relokasi" ini dapat bersifat sementara atau berpotensi permanen. "Sekarang ini benar-benar menjadi situs penghancuran, hampir semuanya hancur dan orang-orang sekarat di sana," ujarnya.
Mengusulkan kerja sama dengan negara-negara Arab, Trump berkata, "Saya lebih suka terlibat dengan beberapa negara Arab dan membangun perumahan di lokasi lain di mana mereka mungkin bisa hidup damai untuk sekali ini."
Kushner Mendesak Pengusiran Warga Gaza Demi Kota Tepi Laut
Dalam konteks yang sama, menantu Trump sekaligus penasihat kebijakan luar negerinya, Jared Kushner, pada Maret lalu menyerukan pengusiran massal warga Palestina dari Jalur Gaza dan pembangunan kota tepi laut di wilayah yang diblokade tersebut.
Dalam wawancara di Universitas Harvard dengan Profesor Tarek Masoud, Kushner mendukung "pembersihan" warga Palestina dari Jalur Gaza sementara "Israel" melanjutkan perang genosidanya.
"Properti tepi laut Gaza bisa sangat berharga … jika orang-orang fokus pada pembangunan mata pencaharian," kata Kushner kepada Masoud, ketua fakultas Inisiatif Timur Tengah Universitas Harvard.
"Ini sedikit situasi yang disayangkan di sana, tetapi dari perspektif Israel, saya akan melakukan yang terbaik untuk memindahkan orang-orang keluar dan kemudian membersihkannya," kata Kushner dengan santai, sambil menyarankan pembersihan etnis terhadap lebih dari 2 juta warga Palestina.
Pernyataan Trump juga menjadi bayangan bagi sikap para menteri ekstremis Israel, seperti Menteri Keuangan Zionis Israel Bezalel Smotrich, yang menganjurkan agar warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza meninggalkan wilayah tersebut untuk memberi jalan bagi pemukim Zionis Israel yang dapat "membuat gurun berbunga."
Pernyataan semacam ini menegaskan kembali pendekatan ekspansionis dan rasis dari pendudukan Zionis Israel, yang tercermin dalam tindakan militer Zionis Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Palestina dan Kelompok Hak Asasi Manusia Kecam Pembersihan Etnis Zionis Israel di Gaza
Perlu dicatat bahwa banyak tokoh Palestina dan organisasi hak asasi manusia internasional berulang kali menekankan bahwa pendudukan Zionis Israel sedang melakukan kampanye pembersihan etnis untuk menggusur warga Jalur Gaza yang diblokade.
Kantor Media Pemerintah Gaza pada Oktober lalu menekankan bahwa peristiwa ini adalah bagian dari "rencana pendudukan dan pengusiran Amerika-Zionis Israel yang paling berbahaya," menggambarkannya sebagai "skema terbesar dan paling berbahaya di abad ke-21."
Mereka juga memperingatkan komunitas internasional dan semua organisasi internasional bahwa pasukan pendudukan Israel sedang melakukan "tindakan pemusnahan yang jelas, perang untuk memusnahkan warga sipil, dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina."[IT/r]