Kunjungi Iran, Perdana Menteri Irak Bertemu Imam Khamenei
Story Code : 1183189
Imam Khamenei mengatakan bahwa Amerika berusaha untuk menstabilkan kehadiran mereka di Irak. Ia juga menekankan agar Unit Mobilisasi Populer (PMU), yang juga dikenal sebagai Hashd al-Shaabi, Irak harus lebih diperkuat. Ia juga meminta perdana menteri untuk mempertahankan dan meningkatkan Hashd Al-Sha'abi sebisa mungkin.
"PMU merupakan salah satu komponen penting kekuatan di Irak dan langkah-langkah efektif harus diambil untuk lebih memperkuat dan meningkatkannya semaksimal mungkin,” tegasnya.
Imam Khamenei menyebut kehadiran militer AS di Irak sebagai "ilegal" yang bertentangan dengan kepentingan rakyat dan pemerintah Irak, dan menekankan bahwa bukti tidak langsung menunjukkan bahwa Amerika sedang mencoba untuk menstabilkan dan memperluas kehadiran mereka di Irak.
Ia mendesak Irak untuk secara serius menentang kehadiran ilegal militer pendudukan AS. Selain itu, Imam Khamenei juga memuji langkah-langkah drastis yang diambil oleh Al Sudani menuju kemakmuran dan keamanan di Irak. "Semakin makmur dan aman Irak, semakin baik pula manfaatnya bagi Republik Islam Iran," tambahnya.
Ia menyambut hubungan baik antara pemerintah Irak dan rakyat negaranya serta menyebut persatuan, persahabatan, dan kohesi di antara berbagai agama dan etnis di Irak "sangat diperlukan dan penting".
Imam Khamenei juga membahas sejumlah perkembangan di Kawasan, terutama situasi di Suriah, menekankan bahwa peran pemerintah asing dalam masalah tersebut sangat jelas.
Perdana Menteri Irak, pada bagiannya, menggambarkan "rakyat", "Unit Mobilisasi Rakyat (PMU)", "persatuan dan kohesi nasional", dan "Marjaiyyah" sebagai komponen kekuatan di Irak.
Al Sudani menyinggung agresi rezim Zionis di Gaza dan Lebanon dan menekankan bahwa posisi berprinsip Irak telah mendukung rakyat Gaza dan Lebanon serta perlawanan di Kawasan.
Al Sudani berkaitan dengan Suriah menegaskan bahwa posisi Irak selalu mendukung keinginan rakyat Suriah, menjaga kemerdekaan dan integritas teritorial negara Arab tersebut, serta terbentuknya pemerintahan yang inklusif.
Al-Sudani tiba di Teheran pada Rabu pagi dan disambut oleh Menteri Urusan Ekonomi dan Keuangan Iran Abdolnaser Hemmati di Bandara Mehrabad. Presiden Pezeshkian secara resmi menyambut perdana menteri Irak saat berkunjung di kompleks budaya Saadabad di Teheran utara tak lama kemudian. [IT/G]