0
Friday 27 December 2024 - 03:34
GCC dan Gejolak Suriah:

GCC Mengecam Serangan Israel terhadap Suriah sebagai 'Pelanggaran Nyata' terhadap Hukum Internasional

Story Code : 1180711
The extraordinary meeting of the Ministerial Council of the Gulf Cooperation Council (GCC) in Doha 
The extraordinary meeting of the Ministerial Council of the Gulf Cooperation Council (GCC) in Doha 
Selama pertemuan luar biasa ke-46 Dewan Menteri Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di Doha, Sekretaris Jenderal Jasem al-Budaiwi menekankan "dukungan serikat terhadap semua upaya yang bertujuan untuk memperkuat keamanan dan stabilitas Lebanon dan Suriah."
 
Ia lebih lanjut menyatakan, "Serangan Israel terhadap Suriah merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional," dan memuji langkah positif yang diambil oleh pemerintah sementara Suriah, serta upaya untuk melestarikan lembaga negara Suriah, dan mendesak promosi dialog.
 
Menteri Luar Negeri Kuwait Abdullah Ali al-Yahya juga menegaskan kembali dukungan penuh negaranya terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Lebanon, dengan tegas menolak campur tangan asing.
 
Ia menyerukan diakhirinya agresi Israel terhadap Lebanon, Suriah, dan wilayah Palestina, dan menegaskan kembali dukungan terhadap hak-hak Palestina, khususnya pembentukan negara merdeka.
 
Delegasi Irak bertemu dengan pimpinan baru Suriah terkait keamanan perbatasan
Dalam perkembangan terkait, delegasi Irak bertemu dengan pimpinan baru Suriah di Damaskus pada hari Kamis (24/12), menurut juru bicara pemerintah Irak.
 
Ini menandai keterlibatan diplomatik terbaru, menyusul jatuhnya rezim Bashar al-Assad lebih dari dua minggu lalu. Delegasi, yang dipimpin oleh kepala intelijen Irak Hamid al-Shatri, "bertemu dengan pemerintahan baru Suriah," kata juru bicara pemerintah Bassem al-Awadi kepada media pemerintah.
 
Ia menambahkan bahwa diskusi difokuskan pada "perkembangan di arena Suriah, dan kebutuhan keamanan dan stabilitas di perbatasan bersama kedua negara."
 
Lebanon mengupayakan 'hubungan bertetangga terbaik' dengan pimpinan baru Suriah
Di pihaknya, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib menyatakan harapannya untuk hubungan yang kuat dengan pimpinan baru Suriah setelah panggilan telepon dengan mitranya dari Suriah, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Lebanon.
 
"Lebanon mengharapkan hubungan bertetangga terbaik dengan pemerintahan baru di Suriah," kata Bou Habib kepada diplomat tinggi baru Suriah Assaad Hassan al-Shibani.
 
Lavrov: Rusia tertarik berdialog dengan otoritas baru Suriah Sebelumnya pada hari Kamis (26/12), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan bahwa Rusia tertarik berdialog dengan otoritas baru Suriah mengenai isu-isu regional.
 
Lavrov mengatakan dalam konferensi pers untuk media Rusia dan asing bahwa Rusia menjaga kontak dengan otoritas baru Suriah melalui misi diplomatiknya dan saat ini sedang menangani masalah-masalah yang menyangkut keselamatan warga negara Rusia dan operasi kedutaannya yang aman.
 
"Kami tertarik dan siap berdialog mengenai isu-isu lain dari hubungan bilateral kami dan mengenai isu-isu agenda regional," katanya.
 
Menteri tersebut menyatakan bahwa Rusia mengantisipasi dimulainya kembali kerja sama ekonomi dengan otoritas baru Suriah.
 
Diplomat tertinggi tersebut juga menekankan bahwa semua kelompok politik dan etnoreligius harus terlibat dalam pemilihan umum Suriah, seraya menambahkan bahwa Rusia siap mendukung proses politik.
 
"Suriah tidak boleh dibiarkan terpecah belah. Sebagian orang menginginkan itu," tegas Lavrov.[IT/r]
 
 
 
Comment