Media Arus Utama AS Meremehkan Temuan Amnesty International bahwa Israel Melakukan Genosida
Story Code : 1177117
Mondoweiss pada Jumat melaporkan bahwa Amnesty International, organisasi HAM yang lahir tahun 1961 dan keberadaannya disegani, baru saja merilis laporan setebal 296 halaman, berdasarkan penelitian selama berbulan-bulan, yang mengatakan Israel melakukan genosida di Gaza.
Bagaimana media arus utama AS berusaha menutupinya?
New York Times mengubur berita tersebut di halaman 8, dan hanya memuat 20 paragraf, yang hampir setengahnya dikhususkan untuk penyangkalan Israel atas tuduhan genosida. Sehari kemudian, berita itu sudah tidak ada lagi di halaman beranda daring surat kabar tersebut. Padahal selama setahun terakhir, surat kabar itu rajin mengutip pelanggaran hak asasi manusia di tempat lain seperti Nigeria, dan Bangladesh.
National Public Radio lebih menyedihkan. NPR memiliki seorang reporter di Tel Aviv, Michele Keleman, tetapi ia hanya muncul sebentar di udara, dan laporannya yang singkat, 500 kata, memberikan waktu yang hampir sama banyaknya untuk penyangkalan Israel.
CNN penasaran. Situs web jaringan tersebut memiliki laporan tertulis panjang (29 paragraf) oleh Nada Bashir, yang memang menyertakan jenis detail tentang temuan genosida Amnesty yang tidak ada di outlet lain. Namun, laporan tersebut, setidaknya sejauh ini, tidak pernah ditayangkan, sehingga orang-orang yang menonton CNN alih-alih mengunjungi situs webnya tetap tidak tahu. Sebuah laporan video oleh Bashir hanya muncul di saluran media sosial CNN.
The Washington Post agak lebih baik. Koran tersebut memuat laporan Associated Press yang mengungguli media lain; AP mengatakan, misalnya, bahwa Amnesty menemukan bahwa Israel telah menjatuhkan "kematian yang lambat dan terencana" kepada warga Gaza, jenis bahasa kasar yang tidak ada di New York Times dan NPR. Dan kemudian Post juga menerbitkan penjelasan oleh reporternya sendiri, yang akan memberi audiens setidaknya beberapa gambaran tentang ruang lingkup dan pentingnya temuan Amnesty.
Namun, "All In with Chris Hayes," di MSNBC, memuat laporan panjang pada 5 Desember, yang menunjukkan bagaimana temuan genosida Amnesty dapat diliput. Hayes memulai dengan menguraikan sejarah Amnesty secara singkat, menjelaskan bahwa itu adalah organisasi HAM terbesar di dunia, dengan sekitar 7 juta anggota di seluruh dunia. Ia kemudian memperkenalkan tamunya, Direktur Eksekutif Amnesty AS Paul O’Brien, yang dengan tenang menjelaskan bahwa laporan Amnesty tidak selesai dalam semalam. O’Brien mengatakan bahwa Amnesty melakukan penelitian selama berbulan-bulan, termasuk 200 wawancara, dan lebih dari 200 pernyataan dari pejabat Israel.
Hayes melakukan pekerjaannya sebagai jurnalis. Ia dengan sopan tetapi tegas mengajukan pertanyaan tentang temuan genosida. Berdasarkan hukum internasional, genosida memerlukan “niat” dari pihak yang melakukannya. Mendokumentasikan kejahatan perang “saja” tidaklah cukup. O’Brien menanggapi dengan baik, dan siapa pun yang menonton akan mendapatkan pandangan yang lebih luas tentang masalah ini.
Seberapa besar reaksi keras yang akan dihadapi Chris Hayes dari pasukan pro-Israel karena menerbitkan laporan ini? Atau akankah para pembela Israel memutuskan untuk mengabaikannya, dan berharap laporan ini segera lenyap dari pandangan? Kita lihat saja nanti.[IT/AR]