0
Thursday 26 December 2024 - 11:04
Turki dan Gejolak Suriah:

Erdogan Mengancam Akan "Mengubur" Kurdi

Story Code : 1180527
Turkish President Recep Tayyip Erdogan.
Turkish President Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki telah menyerukan pelucutan senjata ‘militan’ di Suriah, menuduh mereka mengancam keamanan negaranya
 
Berbicara pada hari Rabu (25/12) kepada para anggota parlemen di Ankara, Erdogan berjanji untuk "memberantas organisasi teroris yang mencoba menenun tembok darah antara kita dan saudara-saudara Kurdi kita."
 
"Para pembunuh separatis akan mengucapkan selamat tinggal kepada senjata mereka, atau mereka akan dikubur di tanah Suriah bersama dengan senjata mereka," katanya, seperti dikutip oleh Reuters.
 
Erdogan telah berulang kali menyatakan bahwa YPG menimbulkan ancaman signifikan terhadap keamanan Turki dan berjanji akan mencegah pembentukan "koridor teror" di dekat perbatasan selatan negara itu.
 
Ia mengkritik Amerika Serikat karena menyediakan senjata dan pelatihan bagi YPG, kelompok yang dipandang Ankara sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Turki menganggap keduanya sebagai organisasi teroris.
 
Pemimpin Turki sebelumnya meminta AS, sekutu NATO-nya, untuk mempertimbangkan kembali dukungannya bagi YPG, dan mendesak mitranya untuk memilih antara mendukung Turki atau mendukung militan Kurdi.
 
Peran YPG dalam perang yang dipimpin AS melawan kelompok teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS) telah dikutip oleh Washington sebagai pembenaran atas bantuan tersebut, dengan pejabat Amerika menyoroti upaya kelompok tersebut dalam membongkar kendali ISIS di Suriah.
 
Suku Kurdi di Suriah telah lama menginginkan otonomi yang lebih besar, dengan para pemimpin YPG menegaskan tujuan mereka berbeda dari pemberontakan bersenjata PKK di Turki.
 
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, dengan YPG sebagai intinya, juga menyerukan gencatan senjata nasional di negara yang dilanda perang itu menyusul jatuhnya pemerintahan mantan Presiden Suriah Bashar Assad.
 
SDF telah mendesak perlindungan wilayah Suriah dari serangan Turki dan diakhirinya apa yang dianggapnya sebagai pendudukan Ankara di wilayah utara, dengan mengatakan bahwa warga Suriah harus menentukan masa depan mereka tanpa campur tangan asing.
 
Sementara itu, Turki baru-baru ini mengambil langkah-langkah untuk membina hubungan dengan kepemimpinan baru di Damaskus. Ankara dilaporkan mempertimbangkan operasi militer gabungan dengan Suriah terhadap kelompok-kelompok Kurdi untuk mengatasi masalah keamanan bersama.
 
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan baru-baru ini mengunjungi Damaskus, di mana ia menyerukan pencabutan sanksi internasional terhadap Suriah, yang telah lama melumpuhkan ekonominya.
 
Jangkauan ini sejalan dengan rencana Erdogan yang dilaporkan untuk berkunjung juga, yang menandakan perubahan signifikan dalam pendekatan Turki terhadap tetangga selatannya. Erdogan telah menekankan perlunya kolaborasi dengan pemerintah Suriah untuk memastikan keamanan jangka panjang dan stabilitas bersama.[IT/r]
 
 
 
Comment