0
Wednesday 20 November 2024 - 07:25

Kenapa Israel Membunuh Kepala Media Hizbullah?

Story Code : 1173609
Kenapa Israel Membunuh Kepala Media Hizbullah?
Hizbullah mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi kesyahidan Afif di jalur perlawanan dan menyebutnya sebagai "mujahidin luar biasa." 

Gerakan perlawanan juga menekankan pada "kelanjutan jalur para syahid" dan mengatakan bahwa "kenangan para syahid tidak akan pernah dilupakan dan musuh Zionis akan membayar harga yang mahal atas kejahatannya." 


Siapa Mohammad Afif? 
Afif bergabung dengan Hizbullah pada tahun 1983 dan merupakan salah satu anggota pendiri gerakan ini. Sejak awal, ia berperan efektif dalam struktur gerakan dan akhirnya menjadi salah satu tokoh kunci. Pada tahun 2014, ia diangkat sebagai kepala hubungan media Hizbullah dan bertugas menyampaikan pesan-pesan gerakan dan koordinasi media di tingkat domestik dan internasional, terutama di saat-saat krisis dan konflik dengan rezim Israel.

Sebelum memangku jabatan hubungan media Hizbullah, Afif bekerja sebagai kepala departemen berita dan program politik di jaringan Al-Manar, outlet media resmi Hizbullah. Di sini, ia mengawasi perumusan dan penegakan strategi media, yang bertujuan memperkuat wacana gerakan dan mendukung posisi politik Hizbullah.

Afif memiliki hubungan dekat dengan para pemimpin utama Hizbullah. Ia adalah penasihat media Sekretaris Jenderal Hizbullah Seyyed Hassan Nasrallah, dan juga dekat dengan pendahulunya, Sayyed Abbas Mousavi. Hubungan dekat ini telah memperkuat posisinya sebagai salah satu tokoh berpengaruh di Hizbullah.

Baru-baru ini, dalam sebuah konferensi pers, ia menantang ancaman rezim Israel. "Kami tidak takut dengan serangan itu sendiri, apalagi ancamannya, tekad kami teguh dan perlawanan kami tetap teguh," katanya.


Tujuan Israel di balik pembunuhan Afif
Takut kejahatannya dipublikasikan oleh media, rezim pembunuh Zionis sejauh ini telah membunuh hampir 200 wartawan di Lebanon dan Gaza. Israel juga melihat Afif sebagai salah satu penghalang serius bagi rencana jahatnya.

Salah satu alasan penting yang memotivasi para pemimpin Israel untuk membunuh Afif adalah bahwa keterampilannya di bidang media dan pidato serta berbagai konferensi pers yang dilakukannya, pejabat Hizbullah ini tidak memungkinkan tujuan psikologis dan propaganda rezim Israel terwujud setelah ledakan pager pada pertengahan September dan pembunuhan jaringan komando Hizbullah. 

Afif menerbitkan laporan berita  valid dan tepat waktu tentang keadaan koherensi dan stabilitas Hizbullah dan keberhasilannya di medan perang untuk memberikan pertahanan psikologis yang diperlukan bagi opini publik Lebanon terhadap serangan media musuh. 

Saat Israel mengancam akan membunuh para pejabat Hizbullah setiap hari, tanpa rasa takut sedikit pun, Afif tampil di depan publik dan menyampaikan pidato-pidato paling tegas terhadap musuh. Ia menunjukkan bahwa tidak seperti para pemimpin Tel Aviv yang berlindung puluhan meter di bawah tanah atau  di tempat-tempat yang aman, bak seorang prajurit di garis depan perjuangan melawan musuh, ia menunjukkan bahwa ancaman musuh tidak akan bisa menghentikan para pejabat Hizbullah melanjutkan pertempuran melawan pendudukan.

Di sisi lain, opini publik Israel pada umumnya tidak mempercayai berita yang disensor dari sumber-sumber Israel dan mengikuti situasi medan perang dari kata-kata para pemimpin Hizbullah.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada bulan Mei oleh Yuval Karniel dan Amit Lavie-Dinur, akademisi Israel, menunjukkan bahwa sejak 7 Oktober, media Israel telah mengalami ketidakpercayaan umum. Menurut jajak pendapat, hanya sekitar 20 persen penduduk wilayah pendudukan yang mempercayai media arus utama Israel.

Dapat dikatakan bahwa keberadaan Afif di puncak lini media Hizbullah telah menciptakan hambatan besar di hadapan kabinet Israel untuk manajemen psikologis situasi kritis di dalam negeri, terutama kritik yang berkembang terhadap kelanjutan perang di garis depan utara dengan Lebanon, sehingga Israel tidak menemukan cara lain selain membunuhnya.[IT/AR]
Comment