Israel Dikritik Setelah Serangan Tank yang Melukai Pasukan Penjaga Perdamaian PBB
Story Code : 1165812
Menurut Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL), sebuah tank Merkava menembaki sebuah menara pengawas di markas besar pasukan tersebut di kota daerah perbatasan Naqoura, melukai dua pasukan penjaga perdamaian Indonesia.
Setiap serangan terhadap anggotanya merupakan "pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional," kata UNIFIL. PBB menggambarkan insiden tersebut sebagai perkembangan yang "sangat serius".
Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti mengatakan kepada Al Jazeera bahwa meskipun Zionis Israel sebelumnya telah memerintahkan pasukan penjaga perdamaian PBB untuk pindah dari "posisi tertentu" di dekat perbatasan, organisasi tersebut telah memutuskan untuk tetap tinggal guna memantau situasi dan memberikan bantuan.
“Jika situasi menjadi tidak memungkinkan bagi misi untuk beroperasi di selatan Lebanon… terserah kepada Dewan Keamanan untuk memutuskan bagaimana cara melangkah maju,” katanya kepada jaringan berita tersebut.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengonfirmasi pada hari Jumat bahwa dua dari pasukan penjaga perdamaian negara tersebut telah terluka dalam serangan Zionis Israel dan saat ini berada di rumah sakit.
Dia mengutuk Zionis Israel atas insiden tersebut, menekankan bahwa setiap serangan terhadap personel dan properti PBB merupakan “pelanggaran besat terhadap hukum humaniter internasional.”
AS juga mengatakan bahwa pihaknya “sangat prihatin” dengan laporan serangan tersebut. Gedung Putih menyatakan bahwa meskipun mereka memahami bahwa operasi Zionis Israel ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah, “sangat penting bahwa operasi tersebut tidak mengancam keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian PBB.”
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menggambarkan insiden tersebut sebagai “tindakan yang tidak dapat diterima, yang tidak ada pembenarannya.”
Ia menekankan bahwa Zionis Israel memiliki kewajiban untuk menghormati hukum humaniter internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang memberikan mandat kepada UNIFIL untuk membantu tentara Lebanon menjaga wilayah perbatasannya dengan Zionis Israel bebas dari senjata dan personel bersenjata. "Akuntabilitas penuh diperlukan," tegas Borrell.
Negara-negara lain yang menentang tindakan Zionis Israel termasuk Italia, Prancis, Spanyol, Irlandia, Turki, dan Kanada.
Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyatakan kemarahan atas tindakan militer Zionis Israel dan menuntut agar Yerusalem Barat menahan diri dari tindakan permusuhan terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL.
Sementara itu, ZionisIsrael telah mengonfirmasi bahwa pasukannya melepaskan tembakan di dekat pangkalan UNIFIL setelah menginstruksikan pasukan PBB di wilayah tersebut untuk berlindung di tempat-tempat yang dilindungi.
Militer negara Yahudi tersebut telah mengklaim bahwa pejuang Hizbullah telah beroperasi di wilayah tersebut dari dalam dan dekat wilayah sipil, termasuk pos-pos UNIFIL.
Duta Besar Zionis Israel untuk PBB, Danny Danon, telah merekomendasikan agar pasukan penjaga perdamaian dipindahkan beberapa kilometer ke utara selama situasi di wilayah tersebut masih “tidak stabil akibat agresi Hizbullah.”[IT/r]