Menhan China: Mempromosikan Perundingan Satu-satunya Jalan Keluar dari Perang di Gaza dan Ukraina
Story Code : 1159926
Mempromosikan perdamaian dan perundingan adalah satu-satunya jalan keluar dari perang di Jalur Gaza dan Ukraina, Menteri Pertahanan China Dong Jun mengatakan dalam pidato pembukaan di Forum Xiangshan di Beijing pada hari Jumat (13/9).
"Semakin awal kita duduk untuk berunding, semakin cepat perdamaian tercapai pada isu-isu yang menjadi pusat perhatian," kata Laksamana Dong. "Semakin akut konfliknya, semakin kita tidak bisa meninggalkan dialog dan konsultasi.
Akhir dari konflik apa pun adalah rekonsiliasi," jelas Dong. Meskipun China telah menampilkan dirinya sebagai mediator yang mungkin untuk konflik di Ukraina, mengusulkan rencana perdamaian untuk Moskow dan Kiev, Chinak tidak melakukan upaya seperti itu di Palestina yang diduduki.
Namun, negara tersebut telah menjadi tuan rumah perundingan antar-Palestina pada beberapa kesempatan, yang mempertemukan faksi-faksi Palestina dalam serangkaian pertemuan yang menghasilkan Deklarasi Beijing.
Pertukaran diplomatik menjelang pemilihan presiden AS Dong mengatakan bahwa China dan pemerintah terkemuka dunia lainnya memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan menyerukan tata kelola global yang lebih adil, dengan mengatakan bahwa pemerintah tersebut tidak boleh "menindas" pihak yang lebih lemah.
Henry Wang Huiyao, peserta forum dan pendiri kelompok penelitian Pusat China dan Globalisasi di Beijing, percaya bahwa Beijing tidak menunjukkan "semangat persaingan" kepada Amerika Serikat di forum tersebut.
"Tidak ada penyebutan tentang AS. Tidak ada semangat persaingan. Ada lebih banyak tentang semangat dialog, komunikasi, dan menjembatani perbedaan," kata Henry Wang Huiyao.
Michael Chase, wakil asisten menteri pertahanan AS untuk China, Taiwan, dan Mongolia, juga hadir pada hari Jumat, di tengah beberapa pertukaran diplomatik yang bertujuan untuk mengelola hubungan China-Amerika menjelang pemilihan presiden AS, Bloomberg News melaporkan.
Namun, kebangkitan ekonomi dan militer negara itu terus menghadapi serangan tanpa henti dari tatanan Barat yang dipimpin Amerika, karena pengaruhnya yang semakin besar menantang cengkeraman AS pada dominasi global.
Pasifik dan Laut Cina Selatan telah menjadi titik panas konfrontasi tak bersenjata antara China dan sekutu AS, sementara Washington terus meningkatkan kehadiran militernya dan mendukung sekutunya secara militer di kawasan tersebut.[IT/r]