Perlawanan Irak Luncurkan Pesawat Nirawak ke "Target Vital" di Haifa

Perlawanan, sebuah kelompok induk pejuang antiteror, mengatakan melalui sebuah pernyataan bahwa mereka telah melancarkan serangan pada hari Minggu (25/8).
 
 Mereka mengatakan telah melakukan operasi "sebagai kelanjutan dari jalan kami dalam melawan pendudukan."
 
Koalisi juga mengatakan serangan itu dilakukan "untuk mendukung rakyat kami di Gaza, dan sebagai tanggapan atas pembantaian yang dilakukan oleh entitas perampas terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua."
 
Perlawanan telah melakukan banyak operasi semacam itu terhadap target-target sensitif yang terletak di seluruh wilayah yang diduduki sejak 7 Oktober tahun lalu, ketika rezim Israel mulai membawa Jalur Gaza di bawah perang genosida.
 
Lebih dari 40.300 warga Palestina, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak, telah tewas dalam serangan militer Zionis Israel yang brutal sejauh ini.
 
Dalam pernyataan penutupnya, kelompok itu mengatakan bahwa mereka "menegaskan kelanjutan serangan mereka terhadap benteng pertahanan musuh."
 
Selama beberapa minggu terakhir, perlawanan itu juga telah meningkatkan serangan balasannya terhadap pangkalan-pangkalan yang diduduki Amerika Serikat di seluruh Irak dan Suriah, yang bergejolak karena dukungan politik, militer, dan intelijen Washington yang tak tergoyahkan terhadap kekejaman Tel Aviv di Gaza.
 
Pada hari Selasa (20/8), Harakat Hezbollah al-Nujaba, salah satu komponen koalisi, mengaku bertanggung jawab atas serangan pada tanggal 15 Agustus terhadap Pangkalan Udara Ain al-Assad yang diduduki AS di Irak barat, dengan mengatakan bahwa mereka akan melancarkan serangan lebih lanjut yang akan "mengejutkan" musuh.
 
Harakat Hezbollah al-Nujaba mengatakan bahwa mereka akan melancarkan serangan lebih lanjut yang akan "mengejutkan" musuh setelah serangan baru-baru ini terhadap Pangkalan Udara Ain al-Assad yang diduduki AS.
 
"Dalam beberapa hari mendatang, kita akan menyaksikan serangan-serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok perlawanan Irak, yang akan mengejutkan musuh di dalam dan luar Irak," kata Haider al-Lami, seorang anggota kantor politik gerakan tersebut.[IT/r]