Polisi Terluka dalam Ledakan di luar Sinagoge di Prancis
Story Code : 1155947
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan insiden itu "jelas kriminal"
Sesaat sebelum ledakan, dua kendaraan dibakar; salah satunya dilaporkan berisi tabung gas. "Upaya pembakaran, yang jelas kriminal, memengaruhi sinagoge di La Grande Motte pagi ini," kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin dalam sebuah unggahan di X, yang sebelumnya bernama Twitter, seraya menambahkan bahwa semua upaya sedang dilakukan untuk menemukan pelaku.
Wali kota La Grande-Motte, Stephane Rossignol, mengatakan kamera pengawas telah menangkap seorang individu yang membakar kendaraan di depan sinagoge, menurut surat kabar Prancis Le Figaro.
Seorang sumber polisi mengatakan kepada media bahwa tersangka pelaku terlihat meninggalkan lokasi kejadian dan tampaknya mengenakan syal keffiyeh tradisional serta membawa bendera Palestina. Dia masih buron.
Dua pintu bangunan keagamaan itu rusak akibat kebakaran, kata polisi kepada Le Figaro, seraya menambahkan bahwa tim ahli penjinak bom telah dikerahkan ke lokasi tersebut.
Darmanin dan Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal diperkirakan akan mendatangi lokasi serangan pembakaran tersebut di kemudian hari.
Menurut media Prancis, petugas polisi kota yang terluka dilarikan ke ruang gawat darurat Rumah Sakit Universitas Montpellier, dengan luka-luka yang dilaporkan tidak mengancam jiwanya.
Otoritas Prancis telah meningkatkan keamanan di sekitar sinagoge, setelah melaporkan peningkatan tajam dalam insiden anti-Semit di Prancis sejak 2023, setelah serangan terhadap Zionis Israel oleh kelompok militan Palestina Hamas pada bulan Oktober mendorong negara Yahudi itu untuk melancarkan kampanye militer skala besar di Gaza. Pada bulan Mei, seorang pria ditembak mati oleh polisi Prancis setelah mencoba membakar sebuah sinagoge di kota Rouen.
Sebelumnya pada bulan Maret, seorang pria berusia 62 tahun yang mengenakan penutup kepala tradisional Yahudi diserang di Paris saat ia meninggalkan sebuah sinagoge. Pelaku penyerangan dilaporkan meneriakkan makian etnis saat menjatuhkan korban ke tanah sebelum meninggalkan tempat kejadian perkara dengan berjalan kaki.[IT/r]