Walikota Haifa Mengungkapkan Langkah-langkah yang Sedang Dilakukan untuk Kemungkinan Perang Habis-habisan di Utara
Story Code : 1147914
Walikota Haifa yang saat itu diduduki, Yona Yahav, menyinggung persiapan kota tersebut dan langkah-langkah yang diambil untuk menghadapi potensi perang di front utara dengan Hizbullah, media Zionis Israel melaporkan.
Setelah Perlawanan Palestina di Gaza melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober 2023, Hizbullah memulai operasi militernya terhadap situs dan pemukiman Zionis Israel di sepanjang perbatasan dengan Palestina yang diduduki dan menghubungkan penghentian serangannya dengan berakhirnya perang Zionis Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Dalam sebuah wawancara radio, Yahav mengatakan bahwa pihak berwenang Zionis Israel saat ini mengubah cara mereka membangun tempat parkir sepenuhnya dan mempersiapkan tempat parkir tersebut untuk tempat tinggal jangka panjang jika terjadi perang dengan kelompok Perlawanan Lebanon.
Pejabat Zionis Israel menekankan bahwa para pemukim harus dapat tinggal di tempat penampungan dan tempat parkir tersebut selama minimal empat hari berturut-turut, yang memerlukan persiapan yang tepat, seperti pemasangan toilet.
Mengenai skenario perang di utara, Yahav berkata, "Saya tidak bisa berbicara mewakili wilayah utara dan saya juga tidak tahu apa yang terjadi di sana. Tidak ada yang memberi tahu kami tentang situasinya seolah-olah kami bukan kota terbesar dan terpenting di utara. ."
Media Zionis Israel baru-baru ini menyoroti bahwa lebih dari 70% wilayah di al-Jalil Panhandle rusak akibat serangan Hizbullah dari Lebanon, dan laporan menunjukkan bahwa setengah dari pemukim Kiryat Shmona menolak untuk kembali ke pemukiman mereka karena tembakan roket Hizbullah.
Pekan lalu, “Institut Studi Keamanan Nasional” Zionis Israel (INSS) menyatakan dalam sebuah laporan bahwa persenjataan Hizbullah yang beragam dan luas dapat menyebabkan “kerusakan parah pada Zionis Israel.”
Menurut laporan tersebut, Hizbullah telah menjadi ancaman militer utama terhadap pendudukan Zionis Israel sejak perang Israel tahun 2006 di Lebanon.[IT/r]