0
Tuesday 16 July 2024 - 03:33
Zionis Israel vs Palestina:

'Israel' Melakukan Pemboman Massal di Sekolah UNRWA yang Dipenuhi Pengungsi

Story Code : 1147906
'Israel' commits a massacre bombing a refugee-filled UNRWA school
Pada hari Minggu (14/7), pasukan pendudukan Zionis Israel melakukan pembantaian yang menargetkan sekolah Abu Areiban yang dioperasikan UNRWA di kamp Nuseirat, Jalur Gaza tengah, di tengah genosida yang sedang berlangsung di Gaza, yang kini memasuki hari ke-282.

Lima belas orang tewas dalam pembantaian itu, dan 80 lainnya terluka, menurut kantor media pemerintah di Gaza. Kantor tersebut mencatat bahwa pembantaian ini mengikuti pola yang menargetkan tempat penampungan yang menampung ribuan orang yang terpaksa mengungsi.

Lebih dari 70% korban pembantaian tersebut adalah anak-anak dan perempuan, dengan jenazah dan sisa-sisa para martir tersebar di seluruh lokasi.

Kantor media tersebut menambahkan bahwa pembantaian baru yang dilakukan Israel bertujuan untuk dengan sengaja meruntuhkan sektor kesehatan di seluruh Jalur Gaza, menghancurkan dan membakar rumah sakit serta membuat mereka tidak dapat berfungsi lagi. Hal ini terjadi di tengah tekanan yang sangat besar terhadap staf medis dan ruang operasi bedah yang tersisa, serta kekurangan pasokan medis yang parah.

Selain itu, pembantaian terjadi ketika penyeberangan ditutup sehingga menghalangi perjalanan orang-orang yang terluka dan sakit, sekaligus menghalangi masuknya bahan bakar, sehingga menciptakan kondisi kemanusiaan yang sangat buruk akibat agresi yang berlangsung selama hampir 10 bulan, kata kantor tersebut.

Kantor media pemerintah di Gaza mengutuk pembantaian di sekolah Abu Areiban, mengkritik pemerintah AS karena memihak pendudukan dalam genosida yang sedang berlangsung, dan menganggap mereka bertanggung jawab penuh atas pembantaian yang terus berlanjut terhadap pengungsi paksa dan warga sipil.

Mereka juga menyerukan komunitas internasional, PBB, berbagai organisasi internasional, dan semua negara bebas di dunia untuk menekan pendudukan dan Washington untuk menghentikan genosida dan pertumpahan darah di Gaza.

Hamas: Upaya Netanyahu untuk menundukkan rakyat kami akan gagal
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa peningkatan pembantaian tentara pendudukan terhadap warga sipil yang terlantar di tempat penampungan, yang terbaru adalah pemboman sekolah Abu Areiban, merupakan kelanjutan dari perang pemusnahan yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.

Mereka juga menekankan bahwa eskalasi ini merupakan “tantangan terang-terangan Israel terhadap komunitas internasional dan pengabaian terhadap tuntutan PBB yang menekankan perlunya menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina.”

Genosida Zionis Israel yang sedang berlangsung
Sementara itu, serangan udara pendudukan Israel terus menyasar rumah-rumah warga Gaza, sejalan dengan upaya penyelamatan dan bantuan yang sedang berlangsung yang terhambat oleh pemboman yang terus-menerus dan intens serta akumulasi puing-puing di jalan-jalan.

Pendudukan tersebut menargetkan rumah keluarga Youssef di lingkungan Sheikh Radwan, sebelah utara Kota Gaza. Di lingkungan Tel al-Hawa, di selatan kota, tim pertahanan sipil mengambil jenazah dua martir setelah pendudukan menargetkan rumah keluarga Halawa.

Selain itu, jenazah yang membusuk ditemukan di lingkungan Tel al-Hawa, kawasan industri, dan Lapangan Keuangan di bagian barat Kota Gaza, sementara orang-orang yang terluka dan jenazah para syuhada ditemukan setelah beberapa rumah menjadi sasaran di lingkungan Sheikh Radwan.

Pembantaian di sekolah Abu Areiban di Nuseirat menambah dua pembantaian yang dilakukan oleh pendudukan pada hari Sabtu di al-Mawasi di Khan Younis terhadap warga sipil dan pengungsi di tenda-tenda, di mana sekitar 390 orang terbunuh dan terluka, dan di kamp Shati, dimana 22 orang terbunuh saat salat di dekat Masjid Putih.

Pembantaian ini didahului oleh kejahatan dan serangan lain yang dilakukan oleh pendudukan Israel selama hampir 10 bulan, yang mengakibatkan lebih dari 38.580 kematian dan lebih dari 88.880 luka-luka, menurut statistik terbaru yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan di Gaza.

Selain itu, banyak korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalanan, karena tim penyelamat dan ambulans tidak dapat menjangkau mereka.[IT/r]
Comment