0
Monday 1 January 2024 - 02:02
Iran dan Poros Perlawanan:

Presiden Raeisi: ‘Penjahat Zionis Harus Membayar’ atas Pembunuhan Komandan IRGC Iran

Story Code : 1106153
Iranian President Ebrahim Raeisi visits the family of martyr Brigadier General Seyed Razi Mousavi
Iranian President Ebrahim Raeisi visits the family of martyr Brigadier General Seyed Razi Mousavi
Presiden Raisi menyampaikan pernyataan tersebut dalam kunjungan mendadak ke keluarga martir Brigadir Jenderal SEED Razi Mousavi pada hari Minggu (31/12), saat ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya.

Presiden Iran menyebut pembunuhan tersebut sebagai “tindakan pengecut” dan melanjutkan dengan mengatakan bahwa pengorbanan dan dedikasi para martir merupakan landasan keamanan dan kekuasaan negara.

“Pelayanan dan pengorbanan panglima besar ini dalam mendukung dan memperkuat front perlawanan Islam akan tetap dihormati selamanya,” tambahnya.

Raiesi lebih lanjut mengaitkan kejahatan keji yang dilakukan rezim Zionis Israel dengan ketidakmampuan dan rasa frustrasinya dalam menghadapi perlawanan di wilayah tersebut.

“Tentu saja, kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja, dan para penjahat Zionis akan menanggung akibatnya,” katanya.

Mousavi menjadi martir dalam serangan udara teroris Zionis Israel pada 27 Desember, saat menjalankan misi penasehatan di Suriah. Dia adalah rekan komandan anti-teror Iran Letnan Jenderal Qassem Soleimani, yang juga dibunuh dalam serangan pesawat nirawak AS di Irak pada Januari 2020.

Rezim Zionis Israel selama bertahun-tahun telah menargetkan apa yang disebutnya posisi-posisi yang terkait dengan Iran di Suriah.

Iran menjalankan misi penasehatan di Suriah atas permintaan Damaskus dengan tujuan membantu negara Arab yang dilanda perang itu menyingkirkan militan dukungan asing yang telah memerangi pemerintah Suriah yang terpilih secara demokratis sejak tahun 2011.

Sebelumnya pada bulan Desember, Zionis Israel membunuh dua penasihat militer IRGC – Mohammad Ali Ataee Shoorcheh dan Panah Taqizadeh – dalam serangan di Suriah.

IRGC mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa kedua perwira tersebut menjadi martir di tengah kebiadaban yang tiada henti dari rezim Zionis Israel yang “palsu dan membunuh anak-anak” di Gaza.[IT/r]
Comment