NYT: Arab Saudi Memperingatkan AS Akan Konsekuensi ‘Bencana’
Story Code : 1091714
Para pemimpin Arab mendesak gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran antara Israel dan Hamas
Dalam pertemuan dengan anggota parlemen AS di Riyadh pekan lalu, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman memperingatkan bahwa invasi Israel ke Gaza akan “sangat berbahaya” bagi wilayah yang lebih luas, kata Senator Demokrat Richard Blumenthal kepada NYT.
“Kepemimpinan Saudi berharap operasi darat dapat dihindari karena alasan stabilitas dan juga hilangnya nyawa,” katanya.
Senator Partai Republik Lindsey Graham, yang merupakan bagian dari delegasi AS, menambahkan bahwa putra mahkota berupaya mencegah “konflik yang lebih panjang dan lebih dalam” di Timur Tengah.
Bin Salman menyuarakan ketakutan serupa secara langsung kepada Presiden AS Joe Biden ketika kedua pemimpin berbicara pada hari Rabu (25/10), menekankan perlunya menghindari “situasi yang mempengaruhi keamanan dan stabilitas kawasan.” Dia kemudian menyerukan “perdamaian yang adil dan komprehensif” yang menjamin “hak sah” warga Palestina, dan mendesak Zionis Israel untuk menghentikan “pengepungan” di Gaza.
Gedung Putih telah mengisyaratkan dukungan kuat bagi Zionis Israel sejak serangan mematikan Hamas awal bulan ini, dan menanggapi meningkatnya ketegangan dengan pengerahan militer di Timur Tengah. Para pejabat AS mengatakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk menghalangi pihak luar mengambil bagian dalam perang Gaza, yang sering kali merujuk pada Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi di Irak, Suriah, dan Lebanon.
Selama pembicaraan teleponnya dengan Bin Salman, Biden juga berbicara tentang perlunya “mencegah meluasnya konflik,” dan menunjukkan bahwa “aktor negara dan non-negara” akan berupaya untuk terlibat.
Para pemimpin Arab lainnya juga menyuarakan keprihatinan Bin Salman dalam beberapa hari terakhir. Pada KTT Perdamaian Kairo di Mesir akhir pekan lalu, Raja Abdullah dari Yordania mengatakan dunia harus “segera bekerja” untuk melakukan gencatan senjata, dan memperingatkan akan “bencana kemanusiaan yang akan mendorong seluruh wilayah kita ke jurang yang dalam.”
Meskipun Pasukan Pertahanan Zionis Israel (IDF) sejauh ini telah menunda serangan darat skala penuh di Gaza, Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah menguraikan rencana tiga tahap untuk melenyapkan Hamas dan membentuk “rezim keamanan” baru di wilayah Palestina, dimulai dengan serangan udara dan diikuti dengan “manuver” di darat.
IDF telah mengerahkan 360.000 tentara cadangan untuk persiapan serangan tersebut, dan telah menggempur Gaza dengan serangan udara setiap hari selama hampir tiga minggu. Lebih dari 1.400 warga Zionis Israel telah terbunuh dalam kekerasan terbaru ini, selain lebih dari 7.000 warga Palestina, menurut pejabat setempat.[IT/r]