Senator AS Mengancam Akan Memaksa ‘Menghentikan Bisnis Minyak’ Iran
Story Code : 1088879
Lindsey Graham telah berjanji untuk memperkenalkan resolusi yang menyerukan tindakan militer AS, jika Hizbullah yang didukung Teheran menyerang Zionis Israel
Saat tampil di acara 'Meet the Press' NBC pada hari Minggu (15/10), Graham menggambarkan Hizbullah sebagai "proksi Iran" dan mengklaim bahwa "serangan besar-besaran terhadap Zionis Israel" oleh kelompok militan yang berbasis di Lebanon akan menimbulkan ancaman "eksistensial" terhadap negara Yahudi tersebut.
Tokoh garis keras kebijakan luar negeri Partai Republik ini memperingatkan bahwa dia dapat mengajukan sebuah resolusi di Senat “yang memungkinkan tindakan militer Amerika Serikat bersama dengan Israel untuk menjatuhkan Iran dari bisnis minyak.”
“Iran, jika Anda meningkatkan perang ini, kami akan mendatangi Anda,” Graham menyimpulkan.
Muncul di Al Jazeera pada hari Minggu (15/10), Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian memperingatkan bahwa “sangat mungkin bahwa banyak front lain akan dibuka” kecuali Zionis Israel berhenti menyerang Gaza. Dia juga mendesak negara-negara Muslim untuk mendukung perjuangan Palestina, sejalan dengan seruan sebelumnya dari Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Pada hari Sabtu, Amir-Abdollahian mengisyaratkan bahwa Hizbullah dapat menyerang Zionis Israel utara, menyebabkan “gempa bumi besar.” Menurut dua sumber diplomatik yang dikutip oleh Axios, Iran akan merespons jika Zionis Israel melanjutkan serangan darat di Gaza.
Namun, Reuters pada hari Minggu (15/10) mengutip perwakilan Iran di PBB yang mengklarifikasi bahwa “angkatan bersenjata Iran tidak akan terlibat” kecuali diserang langsung oleh Zionis Israel terlebih dahulu.
Pada hari Sabtu (14/10), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan pengerahan USS Dwight D. Eisenhower serta dua kapal perusak berpeluru kendali dan sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali ke Mediterania Timur, selain kelompok kapal induk USS Gerald R. Ford yang sudah berada di wilayah sana.
Austin menjelaskan bahwa langkah tersebut bertujuan untuk menghalangi “pihak negara atau non-negara mana pun yang berupaya meningkatkan perang ini.”
Pada saat yang sama, Presiden AS Joe Biden mengakui bahwa “pada titik ini” “tidak ada bukti jelas” bahwa Tehran membantu Hamas melancarkan serangannya terhadap Zionis Israel pada 7 Oktober.[IT/r]