Para Pejabat Mengatakan AS Menjatuhkan Drone Turki
Story Code : 1086331
Dugaan jatuhnya pesawat pada hari Kamis (5/10) itu terjadi ketika serangkaian serangan Turki terhadap sasaran militan Kurdi sekutu AS menewaskan sedikitnya sembilan orang di timur laut Suriah.
Seorang pejabat kementerian pertahanan Turki mengatakan pesawat nirawak yang ditembak jatuh oleh AS itu bukan milik angkatan bersenjata Turki tetapi tidak menyebutkan milik siapa.
Badan Intelijen Nasional Turki melancarkan serangan di Suriah terhadap kelompok YPG Kurdi Suriah setelah serangan bom di Ankara akhir pekan lalu, kata sumber keamanan Turki pada Kamis (5/10).
Dua pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, dikutip oleh kantor berita Reuters, mengatakan sebuah F-16 menembak jatuh drone Turki setelah Amerika Serikat menelepon pejabat militer Turki beberapa kali untuk memperingatkan mereka bahwa mereka beroperasi di dekat pasukan darat AS. Para pejabat mengatakan pesawat nirawak Turki itu diyakini bersenjata.
Penembakan tersebut kemungkinan akan menambah ketegangan antara Turki dan AS, sekutu NATO, mengenai strategi militer Amerika di Suriah, pengusiran AS terhadap Turki dari program jet tempur canggih F-35, dan hubungan Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan Moskow.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin diperkirakan akan berbicara dengan para pejabat Turki, kata seorang pejabat AS.
Erdogan membatalkan penentangannya pada bulan Juli terhadap upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO setelah berbicara dengan Presiden Biden. Namun keputusan Erdogan masih harus disetujui oleh parlemen Turki dan presiden Turki mengatakan bulan lalu, menurut media Turki, bahwa persetujuan akhir akan bergantung pada penjualan jet tempur F-16 ke AS.
Dukungan AS terhadap militan Kurdi di Suriah utara telah lama menimbulkan ketegangan dengan Turki, yang memandang mereka sebagai sayap terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) – kelompok yang bertanggung jawab atas serangan hari Minggu di Ankara dekat gedung-gedung pemerintah.
Ankara mengatakan pada hari Rabu bahwa dua penyerang datang dari Suriah. Pemboman tersebut menewaskan kedua penyerang dan melukai dua petugas polisi.
Seorang pejabat kementerian pertahanan Turki mengatakan pada hari Kamis bahwa operasi darat ke Suriah adalah salah satu pilihan yang dapat dipertimbangkan Turki. Turki telah melakukan beberapa serangan sebelumnya ke Suriah utara.
Pasukan keamanan di timur laut Suriah mengatakan Turki telah melancarkan serangkaian serangan pada hari Kamis dengan lebih dari 15 drone memasuki wilayah udara di wilayah tersebut dan mengenai sasaran termasuk infrastruktur dan stasiun gas dan minyak.
Dalam sebuah pernyataan, pasukan keamanan mengatakan serangan Turki menewaskan enam anggota pasukan keamanan internal di timur laut Suriah, dan dua warga sipil dalam dua serangan terpisah.
Turki telah melipatgandakan operasinya yang menargetkan PKK, dengan melakukan serangan udara di Irak utara.
Para pejabat Turki mengatakan semua infrastruktur dan fasilitas energi di Irak dan Suriah yang dikendalikan oleh PKK, serta YPG, adalah sasaran militer yang sah.
Turki dan Irak membahas langkah bersama
Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler dan Menteri Pertahanan Irak Thabet al-Abbasi membahas kemungkinan langkah bersama dalam kontraterorisme dan keamanan perbatasan dalam pembicaraan di Ankara pada hari Kamis (5/10).
Irak mengecam serangan udara Turki dan Presiden Irak Abdul-Latif Rashid mengatakan dia berharap bisa mencapai kesepakatan dengan Ankara untuk menyelesaikan masalah ini.
“Pelanggaran ini ditolak oleh rakyat Irak, wilayah (Kurdistan) dan seluruh penduduk Irak,” kata Rashid baru-baru ini dalam sebuah wawancara. Serangan semacam itu terkadang menewaskan warga sipil, termasuk orang-orang yang mengunjungi wilayah tersebut dan “menjadi korban pemboman Turki,” tambahnya.
Rashid mengatakan Baghdad berharap untuk mencapai kesepakatan dengan Ankara untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara yang mirip dengan perjanjian keamanan yang telah ditandatangani Baghdad dengan Teheran untuk menangani kelompok separatis anti-Iran di wilayah Kurdistan.
PKK telah melakukan berbagai operasi melawan pemerintah Turki, menyerukan pembentukan negara Kurdi di Turki yang menjadi penyebab kematian lebih dari 40.000 orang.
Kelompok ini membatalkan tuntutan separatisnya pada tahun 1990an, dan malah menyerukan agar Ankara memberikan otonomi yang lebih besar kepada masyarakat di wilayah yang didominasi Kurdi di Turki.
Ada sekitar 900 tentara AS yang berbasis di Suriah, yang telah bekerja dengan militan Kurdi. YPG merupakan ujung tombak pasukan sekutu utama AS di Suriah. Dukungan Amerika Serikat dan sekutu lainnya, termasuk Prancis, terhadap YPG telah memperburuk hubungan dengan Ankara.
Turki telah memperingatkan pasukan negara ketiga untuk menjauh dari fasilitas yang dikuasai PKK dan YPG.[IT/r]